Wagub Bali Terima Kunjungan Kerja Komisi IX DPR RI di Denpasar

  • Bagikan

BALI– Wakil Gubernur Bali Tjokroda Oka Artha Ardhana menerima kunjungan kerja rombongan Komisi IX DPR RI Denpasar, Bali pada Kamis (27/1) sore

Kunjungan kerja untuk menggali informasi dan mendapatkan gambaran komprehensif mengenai rencana atau persiapan penerapan protokol kesehatan dalam menyambut rangkaian agenda Keketuaan G20 Indonesia.

“Berdasarkan catatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Presidensi G20 berpotensi mendatangkan wisatawan dari 20 negara anggota, organisasi internasional dan negara undangan,” kata Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris selaku pimpinan rombongan di Denpasar, Jumat, (28/1).

Diperkirakan estimasi warga negara asing yang akan masuk ke Tanah Air dalam kegiatan tersebut diperkirakan mencapai 6.500 delegasi.

BACA JUGA :  KPU Apresiasi Dukungan Pemkot Tangerang dalam Menyukseskan Pilkada Serentak

Menurut Charles, mengingat tingginya mobilitas warga asing, pemerintah berkewajiban memastikan kegiatan itu berjalan lancar dan menjamin tak ada klaster baru penyebaran COVID-19.

Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan Pemprov Bali memprioritaskan pemberian fasilitas yang berkualitas dan penerapan protokol kesehatan yang ketat kepada delegasi yang akan menghadiri rangkaian pertemuan KTT G20.

“Kami juga telah menetapkan RS Rujukan untuk mendukung tugas pelayanan kesehatan,” ucap pria yang biasa disapa Cok Ace itu.

Masing-masing RS menyiapkan fasilitas perawatan pasien COVID-19 dengan kapasitas tempat tidur isolasi intensif serta non-intensif sebanyak 2.340 tempat tidur.

Selain itu, Pemprov Bali juga mewajibkan destinasi pariwisata dan industri pariwisata untuk melaksanakan sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environtment).

BACA JUGA :  Gunakan Bade Seberat 2 Ton, Jenazah Raja Denpasar Jalani Prosesi Pengabenan

“Sampai saat ini telah ada 1.576 destinasi dan industri pariwisata yang telah memiliki sertifikat CHSE,” katanya.

Dalam kesempatan itu, juga dimanfaatkan Cok Ace untuk menyampaikan berbagai keluh kesah pelaku pariwisata yang saat ini berada dalam situasi sangat tertekan karena belum ada tanda-tanda kebangkitan sektor pariwisata secara signifikan.

“Border internasional yang resmi dibuka pada 14 Oktober 2021 lalu sempat memberi angin segar bagi pelaku pariwisata di Bali. Namun, faktanya kebijakan itu tak berpengaruh signifikan bagi pemulihan sektor pariwisata,” katanya.

Pembukaan “border” internasional tak berdampak pada bertambahnya jumlah kunjungan wisatawan asing ke Pulau Dewata.

Sepanjang tahun 2021, pihaknya mencatat wisatawan asing yang masuk ke Bali hanya berjumlah 41 orang. Padahal sebelum pandemi, jumlah kunjungan mencapai 6,3 juta jiwa.

BACA JUGA :  Ironis, Pengeroyokan Siswa di Makasar Justru Direkam Sang Guru

(ina)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights