Tidak Ada Nama Soeharto, Keppres Nomor 2 Tahun 2022 Dipertanyakan

  • Bagikan
Foto: Letnan Kolonel Soeharto.

JAKARTA – Gerakan Hidupkan Masyarakat Sejahtera (HMS) mengkritik Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara yang tidak mencantumkan nama mendiang Presiden Soeharto.

Pasalnya, sosok almarhum Soeharto merupakan salah satu tokoh yang berperan besar dalam peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.

“Saya kira ini sebuah keputusan politik yang sulit diterima akal sehat. Agak aneh saja bagi saya,” ujar Ketua Umum Gerakan Hidupkan Masyarakat Sejahtera (HMS) Center, Hardjuno Wiwoho kepada wartawan, Minggu (6/3/2022).

Menurut Hardjuno, peranan Soeharto dalam peristiwa tersebut sangat besar. Karena itu, menghilangkan peran Soeharto sama dengan bagian memanipulasi sejarah bangsa Indonesia.

“Menghilangkan peran Pak Harto dalam peristiwa 1 Maret 1949 sangat tendensius,” tegas Hardjuno.

BACA JUGA :  Hadapi Arus Balik, Menhub Minta Operator Penerbangan Berikan Pelayanan Secara Prima

Berdasarkan instruksi rahasia tanggal 18-2-1949 yang dikeluarkan oleh Gubernur Militer III/Panglima Divisi III, Kolonel Bambang Sugeng, terlihat jelas peran Letnan Kolonel Soeharto.

Dalam instruksi rahasia yang diberikan kepada Cdt Daerah III (Letnan Kolonel Soeharto), untuk mengadakan gerakan serangan besar-besaran terhadap Ibu Kota yang dilakukan antara tanggal 25-2 1949 sampai 1-3-1949 dengan mempergunakan bantuan pasukan dari Brigade IX.

“Jadi, sangat jelas dalam instruksi rahasia itu tentang peran pak Harto untuk mengadakan serangan besar-besar,” ujarnya.

Dikatakan Hardjuno menghilangkan peran Soeharto merupakan bentuk manipulasi sejarah. Apalagi, jasa Letkol Soeharto dalam mempertahankan Yogyakarta dalam peristiwa tersebut sangat besar.

“Saya minta, pemerintah jangan membelokkan sejarah dengan tidak mencantumkan nama Soeharto sebagai salah satu sosok penting di samping sosok-sosok lainnya yang namanya dicantumkan dalam Keppres tersebut,” imbuhnya.

BACA JUGA :  Dewas KPK Masih Kumpulkan Bukti Terkait Dugaan Gratifikasi Tiket MotoGP Lili Pintauli

Harjuno menilai saat ini ada upaya sistematis menghilangkan nama Presiden Soeharto dalam sejarah bangsa ini. “Tengok saja saat ini. Semua yang berbau Pak Harto maupun trahnya diobok-obok. Ini saya kira, sikap politik yang kerdil,” tegasnya.

Lebih lanjut, Hardjuno kembali menegaskan jasa Soeharto yang saat itu berpangkat sebagai Letkol tidak dapat dipungkiri. Letkol Soeharto saat itu memang merupakan orang yang menjadi kepercayaan Jenderal Besar Soedirman untuk melancarkan serangan terhadap Belanda yang saat itu menguasai Yogyakarta.

Saat itu, Letkol Soeharto bertugas selaku Komandan Brigade 10 Wehrkreise III dianggap sebagai ‘arsitek’ dalam serangan tersebut didukung oleh Sultan Hamengku Buwono IX selaku penguasa sipil Yogyakarta.

BACA JUGA :  Jokowi Terima Pansel Calon Dewan Pengelela Keuangan Haji di Istana Merdeka
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights