DENPASAR- Kepolisian Polsek Denpasar Selatan, Bali, akhirnya menemukan dua pelaku yang membuang bayi berjenis kelamin perempuan di areal Pura Taman Sari, di Jalan Batas Dukuh Sari, Banjar Karya Dharma, Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, pada Selasa (20/6) lalu.
Pembuang bayi tersebut adalah pasangan kekasih yang masih berstatus pelajar berinisial NAW (16) asal Denpasar, Bali, dan seorang perempuan berinisial MAP (19) asal Jember, Jawa Timur.
“Kedua pelaku menerangkan membuang bayi tersebut karena takut ketahuan orang tuanya,” kata Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi, Selasa (27/6) sore.
Kedua pelaku berhasil ditangkap pada Jumat (23/6) di tempat tinggalnya masing-masing di wilayah Denpasar, Bali.
Sementara, hasil interogasi bahwa pelaku MAP telah melahirkan pada Senin (19/6) sekira pukul 11.00 WITA di Puskesmas Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) di Jalan Pulau Buru, Kota Denpasar, yang ditemani oleh pelaku NAW.
Setelah itu, sejoli ini nekat membuang bayi tersebut karena takut ketahuan oleh kedua orang tua mereka.
“Mereka mengakui secara bersama-sama melakukan perbuatan membuang atau menelantarkan anak atau bayi tersebut yang mana bayi tersebut adalah hasil dari hubungan kedua pelaku di luar pernikahan. Modusnya, menelantarkan bayi dengan diletakkan di lantai areal pura,” ujarnya.
Sebelumnya, bayi berjenis kelamin perempuan ditemukan di areal Pura Taman Sari, di Jalan Batas Dukuh Sari, Banjar Karya Dharma, Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, pada Selasa (20/6) sekitar pukul 12.30 WITA.
“Saat ini bayi berjenis kelamin perempuan tersebut masih dirawat di Puskesmas l Denpasar Selatan,” kata Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi, Selasa (20/6) sore.
Sementara, dari keterangan saksi bernama Ketut Sumadi menerangkan sekitar pukul 12.30 WITA, saksi dicari ke rumah oleh anaknya yang bernama Kadek Andi Suartawan dan menceritakan bahwa telah menemukan bayi di areal Pura Taman Sari.
Lalu, saksi bersama anaknya menuju ke TKP dan mendapati warga sudah ramai serta ada dua orang mahasiswi kebidanan Kartini dan bayi tersebut dibawa oleh dua orang mahasiswi tersebut ke Puskesmas l Denpasar Selatan.
Sementara, ciri-ciri bayi tali pusar masih melekat, memakai selimut warna hijau, memakai baju putih bermotif, memakai topi kupluk warna putih, memakai kaus kaki warna biru gelap.
Dari keterangan saksi lainnya, bernama Maharani Ade Lia Putri menyampaikan, saat itu saksi melewati Jalan Batas Dukuh Sari atau TKP dan saksi mendengar suara bayi di sekitar Pura Taman Sari. Karena, saksi penasaran saksi pulang dan memanggil ibunya bernama Rohati. Kemudian, saksi menceritakan kepada ibunya bahwa di sekitar pura seperti ada suara bayi menangis.
Kemudian, saksi bersama ibunya kembali ke lokasi tersebut dan setelah sampai di Pura Taman Sari, karena saksi berhalangan tidak boleh masuk pura lalu memanggil saksi bernama Kadek Andi Suartawan dan saksi menceritakan ada suara bayi di dalam pura.
Selanjutnya, saksi Kadek Andi Suartawan masuk ke dalam pura untuk mengecek suara bayi itu dan setelah dicek saksi mengatakan pada saksi lainnya bahwa benar ada bayi masih hidup.
Kemudian, saksi saat pulang ke rumahnya bertemu dengan seorang perawat dan saksi menyampaikan ada bayi di dalam Pura. Lalu, perawat masuk dalam pura dan bayi tersebut diambil yang masih terbungkus dengan kain, dan dibawa ke Puskesmas l, Denpasar Selatan dengan dibonceng menggunakan sepeda motor untuk dilakukan perawatan atau pertolongan pada bayi tersebut.
“Telah dilakukan pemeriksaan luar pada bayi yaitu bayi dalam keadaan sehat dengan berat 3 kg, panjang 50 cm, bayi diperkirakan lahir lebih dari tiga hari dan kurang dari satu minggu,” ujar AKP Sukadi.(*)