BALI – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan) Provinsi Bali memusnahkan 55 ekor sapi setelah menemukan 63 ekor yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).
Pemusnahkan itu dilakukan untuk mencegah penularan semakin meluas.
“Total 63 kasus, yang sudah stepping out atau dimusnahkan ada 55, sisa 8 ekor yang belum,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali I Wayan Sunada, melalui keterangan dikutip, Senin (4/7).
Sunada mengatakan, sebelumnya, 63 ekor sapi di Bali dilaporkan terjangkit wabah PMK pada bulan Juni 2022 lalu. Kasus pertama ditemukan di Kabupaten Gianyar.
Perinciannya di Desa Medahan, Gianyar, ada 39 kasus, di Desa Lokapaksa, Buleleng, ada 21 kasus dan di Karangasem ada empat kasus.
Ia menjelaskan, sapi terjangkit PMK yang berasal dari Kabupaten Gianyar saat ini telah dimusnahkan seluruhnya, dan belum ditemukan kembali gejala serupa.
Untuk di Buleleng ada 22 ekor yang dimusnahkan, tinggal empat ekor yang belum dimusnahkan. Begitu pula empat ekor sapi positif PMK di Karangasem, belum dimusnahkan.
“Yang paling tepat kita lakukan adalah pemusnahan untuk menghilangkan sumber-sumber penyakit. Lalu sumber penyakitnya sudah kita hilangkan semoga Bali akan kembali menjadi hijau, hanya lagi delapan kasus itu,” kata Kadistan Bali Wayan Sunada.
Menurut dia, pemotongan paksa terhadap hewan terjangkit PMK adalah solusi terbaik. Pasalnya, jika hewan positif hanya dirawat atau karantina, tetap berpotensi menjadi pembawa virus.
Sunada minta masyarakat paham dengan kondisi tersebut karena wabah ini tidak dapat dihindari.
Terkait penyebab munculnya kasus positif di Bali, Kadistan pangan belum dapat memastikan penyebabnya.
Pihaknya hingga kini masih mencari jejak penularan kasus PMK di Pulau Dewata.
Sunada juga mengaku kaget lantaran kasus positif justru ditemukan di tiga daerah tersebut, sedangkan pengawasan ketat terhadap hewan maupun kendaraan pengangkut telah dilaksanakan di kawasan pelabuhan.
“Begitu balik dari Jawa akan dibersihkan atau dimandikan mobilnya disemprot disinfektan. Ini dilakukan di Gilimanuk, Celukan Bawang, Karangasem kita jaga ketat disana,” ucap Sunada.
Kendati virus PMK pada hewan akhirnya memasuki Bali, Sunada masih tetap optimistis bahwa wabah ini akan segera berakhir.
Distan tengah melakukan upaya ‘lockdown’ agar hewan-hewan tersebut tak dapat dikirim menuju luar Bali.