BALI – Ratusan Warga Negara Asing (WNA) asal Ukraina yang berada di Bali mendatangi Kantor Konsulat Ukraina, yang ada di Jalan Gurita Pegok, Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Bali, pada Selasa (1/2/2022) sore.
Mereka juga membawa bendara Ukraina, serta poster yang bertuliskan,”Stop War” dan “Love Peace, Save Ukraine,” serta “Pray For Ukraine,”. Mereka juga menyanyikan secara serentak lagu kebangsaan mereka dan langsung menemui Konsul Kehormatan Ukraina untuk Bali, yaitu I Nyoman Astama.
Sementara, I Nyoman Astama menyampaikan bahwa kedatangan warga Ukraina adalah bentuk solidaritas mereka kepada negaranya agar tidak terjadi perang.
“Mereka menunjukkan solidaritas kepada negaranya dan saudara-saudaranya bahwa mereka tidak ingin perang mereka cinta damai. Mungkin sama, kalau negara kita mengalami perang, kita tidak ada di sana apa yang bisa kita lakukan, paling memberikan dukungan moral,” kata Astama.
Sementara itu, Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Bali memperingatkan warga Ukraina dan Rusia yang kedapatan melakukan pelanggaran bakal dideportasi. Pihaknya mencatat, masih banyak Warga Negara Asing (WNA) asal Ukraina dan Rusia yang ada di Pulau Dewata.
“Akan dilakukan tindakan tegas berupa sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan Nomor 6 Tahun 2011 tentang keimigrasian,” ujar Jamaruli saat dikonfirmasi, Selasa (1/3/2022) malam.
Kepala Kemenkum HAM Provinsi Bali, Jamaruli Manihuruk menerangkan jumlah warga Ukraina ada 464 orang dan warga Rusia sebanyak 2.542 orang per tanggal 25 Februari 2022.
“Itu jumlah WNA Ukraina dan Rusia yang masih di Bali per tanggal 25 Februari 2022,” kata Jamaruli.
WNA Ukraina dan Rusia yang berada di Bali rata-rata menggunakan visa Izin Tinggal Tetap (Itap) dan Izin Tinggal Terbatas (Itas). Untuk warga Ukraina yang memiliki visa Itas ada 453 orag dan visa Itap 11 orang. Kemudian, untuk warga Rusia yang memiliki visa Itas 2.495 dan untuk visa Itap 47 orang.
Dia mengatakan belum ada Warga Ukraina dan Rusia yang mengajukan pulang ke negara asalnya untuk saat ini.
“Tidak ada WNA Ukraina dan Rusia yang mengajukan pulang ke negaranya,” imbuhnya.