YOGYAKARTA- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat Gunung Merapi meluncurkan dua kali guguran lava pijar dengan jarak luncuran mencapai 1,7 kilometer. Dari pos Babadan juga terdengar sekali suara guguran dengan intensitas sedang.
“Teramati dua kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.700 meter ke arah barat daya. Selain itu juga terdengar sekali suara guguran dengan intensitas sedang dari Pos Babadan,” kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso, Rabu (14/9/2022).
Pada periode pengamatan antara pukul 00.00-06.00 WIB, cuaca terpantau cukup cerah dan berawan. Angin bertiup lemah ke arah barat. Suhu udara antara 13-18 derajat Celsius. Sedangkan kelembaban udara 51-83 persen dan tekanan udara 839,1-918,2 mmHg.
Secara visual, gunung jelas terlihat hingga kabr 0-II. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang dengan ketinggian 10-15 meter di atas puncak kawah.
Gempa guguran tercatat 12 kali dengan amplitudo 3-9 mm, dengan durasi 20,1-87,8 detik. Gempa fase banyak empat kali dengan amplitudo 3-4 mm, S-P 0,2-0,4 detik, dengan durasi 5,4-7,4 detik. Sedangkan gempa vulkanik dangkal sekali dengan amplitudo 54 mm dan durasi 8,3 detik.
“Gempa vulkanik dangkal terjadi 25 kali dengan amplitudo 3-8 MM S-P 0,2-0,6 detik, durasi 5,9-10 detik,” katanya.
Hingga saat ini tingkat aktivitas Merapi tetap di Level III atau siaga. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.(*)