JAKARTA – Terkait soal pembelajaran tatap muka (PTM) sekolah di tengah lonjakan kasus Covid-19, Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta menyatakan masih mengikuti Instruksi Menteri dalam Negeri (Inmendagri) Tito Karnavian .
Sebelumnya Presiden Jokowi mendesak agar PTM dievaluasi. Jokowi secara khusus menyoroti DKI, Jawa Barat, dan Banten yang mencatat lonjakan kasus Covid-19 beberapa waktu terakhir.
“Tadi malam saya diskusi dengan teman Dinkes, saya takut salah bicara, apakah DKI udah level 3 [PPKM]? Belum Pak Taga, Inmendagrinya masih level 2. Maka kita masih laksanakan PTM terbatas 100 persen,” kata Humas Disdik DKI, Taga Radja melansir CNN Indonesia, Rabu (2/2).
“Kalau kondisi DKI sudah PPKM level 3, maka dengan sendirinya kebijakan PTM 100 persen akan berubah jadi 50 persen,” tambahnya.
Selain status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang masih di level 2, Taga menyebut temuan kasus aktif atau active case finding (ACT) dan postivity rate juga masih di bawah angka lima persen.
Sehingga, kata dia, pihaknya tak memiliki diskresi atau kebijakan khusus untuk mengubah kebijakan PTM menjadi 50 persen.
“Positivity rate-nya ACF masih di bawah 5 persen itu artinya di bawah ambang normalnya. Kalau angka segitu maka ada diskresi seperti itu,” kata dia.
Sementara di sisi lain, lanjut Taga, pembelajaran tatap muka di sekolah saat ini masih direspons positif oleh siswa dan orang tua. Hasil survei pihaknya di beberapa sekolah mengungkap para siswa saat ini ingin belajar di sekolah.
Menurut dia, ada nilai yang yang tidak bisa digantikan saat siswa belajar jarak jauh. Misalnya, mereka bertemu dan bersosialisasi dengan teman dan para guru.
“Mereka terasa begitu ada masalah diingatkan gurunya, kalau kesempatan maju ke depan di hadapan teman. Itu yang enggak bisa dibayar apapun, namanya pengalaman belajar anak dan guru di kelas,” kata Taga.