UKRAINA – Rusia membantah tudingan pembunuhan warga Bucha, Ukraina, usai beredar foto pemakaman massal di kota itu. Mereka pun mendesak rapat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa hari ini, Senin (4/4).
“Melihat provokasi keji radikal Ukraina di Bucha, Rusia meminta pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Senin, 4 April,” kata Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy, dalam pernyataan Twitter, Minggu (3/4).
Desakan Rusia ini menuai tanggapan miring sejumlah pihak, termasuk seorang pejabat yang merupakan mantan Duta Besar Amerika Serikat, Samantha Power. Menurutnya, Rusia hanya “berpura-pura marah.”
“Rusia bermain berdasarkan cara yang mereka gunakan untuk Crimea dan Aleppo, memaksakan untuk membenarkan hal yang tak dapat dibenarkan (dalam hal ini, kekerasan di Bucha),” kata Power di Twitter.
“Rusia mendesak pertemuan Dewan Keamanan PBB sehingga mereka bisa memalsukan kemarahan dan meminta tanggung jawab. Tidak ada orang yang mempercayainya [Rusia].”
Sementara itu, pihak berwenang PBB belum memberikan pernyataan bakal mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan atau tidak.
Kisruh ini bermula ketika Ukraina mengklaim menemukan kuburan massal dan ratusan jasad korban serangan Rusia bergelimpangan di Kota Bucha.
Pihak berwenang mengaku menemukan jasad-jasad itu setelah mereka memasuki kota tersebut setelah pasukan Rusia hengkang.
Beberapa jasad terlihat tak dikubur atau hanya setengah dikubur. Semua jenazah tampak menggunakan pakaian warga sipil.
Secara keseluruhan, pihak Ukraina melaporkan setidaknya 300 jenazah ditemukan di kuburan massal Bucha dan sekitarnya.