Apa pesan yang disampaikan langsung oleh Pak Jokowi?
Bambang:
Pertama, beliau ingin (IKN) menjadi pusat pertumbuhan di luar Jawa untuk pemerataan pembangunan. Kedua, beliau ingin ini menciptakan satu pengawalan perkotaan baru yang bisa menjawab kebutuhan masa depan. Jadi urban governance-nya akan sedikit berbeda dengan pengelolaan kota-kota yang ada sekarang.
Ketiga, beliau ingin ini menjadi kota untuk semua jadi yang saya sebutkan misal kota harus inklusif, harus hijau, harus cerdas, dan berkelanjutan. Itu mampu secara penuh menjawab tantangan dan perkembangan zaman.
Apakah penunjukkan sebagai Wakil Kepala IKN dipengaruhi kedekatan dengan Istana karena kabarnya sempat bekerja sama dengan Kaesang Pangarep (putra bungsu Jokowi)?
Dhony:
Saya enggak pernah bekerja sama dengan Kaesang. Saya menemani Pak Jokowi waktu berkunjung ke pasar rakyat yang dibangun di BSD. Pertama itu. Kedua, saya mengantar pada tanggal 24 Desember, beliau ya, melihat bagaimana perkembangan oleh swasta, di situ (BSD).
Seminggu setelah itu, Pak Pratikno (Mensesneg Pratikno) mengontak saya, minta membantu dalam tim. Saya bilang kami bantu. Saya bayangkan, kami memberikan sharing pengalaman, jadi tidak pernah terbayang bakal seperti hari ini.
Sampai sehari sebelum dilantik, saya sebetulnya nggak menyangka saya akan diangkat menjadi wakil kepala. (Saya bersedia menjabat) karena yang meminta Bapak Presiden, Pak Pratikno.
Di proyek ini, saya lihat memang membutuhkan gotong royong. Semua yang memiliki pengetahuan dan pengalaman harusnya bisa duduk bersama. Bagaimana ke depan secara progresif berkontribusi karena ini bagaimana kita bisa menunjukkan kebesaran bahasa Indonesia yang berlandaskan Pancasila, persatuan Indonesia.
Seberapa sering Sinar Mas Land bekerja sama dengan pemerintah?
Dhony:
Swasta sih enggak ada kerja sama khusus, ke pemda soal perizinan. Kalau kerja sama proyek dengan pemerintah (KPBU) nggak pernah ada.
Sekarang pun, ada yang menyangka akan ada proyek Sinar Mas Land di sana. Sesuai aturan saja kalau Sinar Mas Land merasa berkepentingan, sesuai dengan perhitungannya mereka. Secara norma aturan, norma bisnis harus begitu. Tidak ada spesialisasi karena saya di sini memprioritaskan Sinar Mas Land.
Bahkan, saya dipesankan oleh Board Sinar Mas Land enggak boleh lebih besar kalau ada proyek. Silakan yang lain. Sinar Mas Land harus di bawah itu, tidak boleh ada yang melebihi.
Artinya, jangan sampai saya terbebani oleh conflict of interest. Mereka akan mengikuti aturan. Seolah-olah karena alumni di sini saya harus prioritaskan. Tidak ada. Semua sama. Semua harus mengikuti aturan.