Produsen Sepatu Nike di Banten Rumahkan 1.600 Karyawan Imbas Ketidakpastian Ekonomi Global

  • Bagikan
1.600 karyawan PT Nikomas Gemilang dirumahkan buntut ketidakpastian ekonomi global. (Foto/istimewa)

SERANG- PT Nikomas Gemilang, produsen sepatu dengan merek dagang Nike, akan merumahkan 1.600 pegawainya. 

Pihak perusahaan mengatakan para karyawan tersebut diminta mengundurkan diri karena imbas perang Rusia dan Ukraina, harga energi serta permintaan sepatu olah raga yang merosot. 

Humas PT Nikomas Gemilang Danang Widi mengatakan pendaftaran pengunduran diri sukarela itu dibuka pada 11-12 Januari 2023. Seluruh hak pegawai akan dibayar tunai oleh perusahaan, sesuai peraturan yang berlaku.

“Konflik Rusia Ukraina di awal tahun, kenaikan harga bahan bakar secara global, tingkat inflasi yang tinggi, penurunan pesanan dan pengaruh berbagai faktor internasional lainnya, menyebabkan pasar sepatu olahraga internasional menurun drastis dan harga bahan baku terus meningkat,” ujar Danang dalam keterangan resminya, Selasa (10/1).

BACA JUGA :  Dialog Interaktif, Kakanwil BPN Banten Sampaikan Manfaat dari Sertipikasi Tanah

Perusahaan alas kaki tersebut mengaku telah menempuh berbagai cara agar tidak ada pengurangan, namun mereka tak berdaya melawan kondisi ekonomi global yang tidak pasti.

“Berbagai hal telah kami lakukan seperti stop rekrutmen, tidak ada lembur, pengurangan jam kerja dan program cuti khusus, namun tidak dapat kami hindari dan dengan berat hati kami harus melaksanakan program pengunduran diri sukarela,” kata dia.

Dia mengatakan keputusan merumahkan ribuan pegawainya itu merupakan pilihan terakhir dan telah dilakukan diskusi dengan serikat buruh hingga pemerintah daerah (Pemda).

Pihak perusahaan mengatakan upaya perampingan keuangan juga dilakukan melalui pengurangan jam kerja, penggajian hanya 70 persen agar semua bisa tetap bekerja, tetap mendapat gaji meski hanya bekerja 3 hari.

BACA JUGA :  Utang Luar Negeri RI Tembus Rp6.127 Triliun, BI: Masih Aman

Walaupun langkah itu telah dilakukan, namun dinilai tidak bisa menyelamatkan kondisi perusahaan.

“Sejauh ini kita selalu berdiskusi dengan serikat, stakeholder pemerintah seperti Disnaker. Jadi Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada yang protes, karena kita selalu menjelaskan ini bukan kemauan perusahaan,” tuturnya.(*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights