Dalam pernyataan tersebut Jokowi menyebut siapapun boleh mengusulkan wacana penundaan pemilu. Dia tak menyatakan tegas menolak wacana tersebut.
Wakil Sekretaris Jenderal partai Demokrat Jansen Sitindaon menyebut pernyataan Jokowi kali ini tak lebih tegas dari dua pernyataan dia sebelumnya.
“Beda dengan tiga periode kemarin yang sampai bawa-bawa ‘menampar muka saya ini’ dan lain-lain,” kata dia, saat dihubungi, Senin (7/3).
Cendekiawan muslim sekaligus Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Azyumardi Azra menilai sikap Presiden Jokowi di tengah gaduh wacana penundaan Pemilu 2024 itu masih normatif.
Menurutnya, pernyataan Jokowi ‘taat, tunduk dan patuh pada konstitusi’ tidak mencerminkan ketegasan terhadap sejumlah parpol yang menggulirkan ide perpanjangan tersebut.
“Pernyataan Presiden Jokowi (Kompas 5/3/2022) bhw ia ‘taat, tunduk dan patuh pd konstitusi” masih normatif; Tidak cukup tegas menjawab kegaduhan politik 3 parpol yg mengusulkan penundaan Pemilu 14 Feb 2024,” ujar Azyumardi Azra melalui akun Tiwtternya, @Prof_Azyumardi, Sabtu (5/3).
Lingkaran Jokowi buru-buru merespons kritik itu. Partai pengusung Jokowi, PDIP, menyatakan bahwa sikap presiden sudah tegas terkait usulan tersebut: menolak.
Pro dan Kontra Penundaan Pemilu 2024 di Parlemen
