NEW YORK- Perusahaan data blockchain Nansen menunjukkan, terjadi penarikan di Binance mencapai 1,9 miliar dolar AS atau Rp29,7 triliun dalam 24 jam terakhir.
Bursa kripto terbesar di dunia itu telah menghentikan sementara penarikan stablecoin USD Coin (USDC).
Nansen menunjukkan, penarikan dana dari token ethereum menandai arus keluar harian terbesar selama periode 24 jam sejak 13 Juni 2022, dan menyumbang sebagian besar dana yang ditarik dalam tujuh hari terakhir.
“Penarikan Binance meningkat karena meningkatnya ketidakpastian tentang laporan cadangannya,” kata juru bicara Nansen, dikutip dari Reuters, Rabu (14/12/2022).
Sementara CEO Binance Changpeng Zhao mengatakan dalam cuitannya di Twitter bahwa penarikan itu hal biasa.
“Kami melihat beberapa penarikan hari ini. Kami telah melihat ini sebelumnya. Beberapa hari kami memiliki penarikan bersih, beberapa hari kami memiliki setoran bersih,” tulisnya.
Seorang juru bicara Binance sebelumnya mengatakan selalu memiliki dana lebih dari cukup untuk memenuhi permintaan penarikan.
“Aset pengguna di Binance semuanya didukung (rasio) 1:1 dan struktur modal Binance bebas utang,” ujarnya.
Mengenai apakah Binance memiliki cukup USDC untuk memenuhi permintaan penarikan USDC, dia mengakui mungkin diperlukan memindahkan dana ke dompet digital dari dompet offline, mengonversi stablecoin satu sama lain, atau melakukan peningkatan jaringan, yang kadang menyebabkan penundaan.
Binance menyatakan dalam tweet sekira pukul 16.54 waktu setempat bahwa penarikan USDC telah dilanjutkan.
Pada Selasa (13/2/2022), Binance menghentikan penarikan USDC, di mana pemegang token digital menukar koin kripto mereka, biasanya melalui blockchain yang berbeda.
“Di USDC, kami telah melihat peningkatan penarikan,” cuit Zhao Binance.
Binance menyatakan pada September lalu, akan secara otomatis mengonversi saldo pengguna dan setoran baru USD Coin dan dua stablecoin lainnya menjadi stablecoin-nya sendiri, Binance USD. Menurutnya, menukar USDC dengan dua token lainnya, yakni Paxos Standard dan Binance USD membutuhkan penggunaan dolar AS di bank New York.
“Bank baru buka beberapa jam lagi. Kami berharap situasi akan pulih saat bank dibuka,” ucapnya.
USDC, yang dikeluarkan Circle yang berbasis di AS adalah stablecoin terbesar kedua di dunia. Chief Strategy Officer dan Kepala Kebijakan Global Circle Dante Disparte mengatakan bahwa akan ada tantangan terkait likuiditas dan penebusan ketika aset ditukar dengan cara yang dilakukan Binance dengan USDC.
“Fitur mata uang digital dolar likuid seharusnya dapat ditukarkan sesuai permintaan, dan setara setiap saat, bahkan selama kondisi stres,” ujar Disparte.(*)