BANTUL- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memperkirakan 300 ton sampah dihasilkan masyarakat Kabupaten Bantul setiap harinya.
Hal tersebut menjadi masalah serius yang saat ini dihadapi. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul, Ari Budi Nugroho mengatakan, angka tersebut dihitung dari jumlah penduduk Bantul yang hampir mencapai 1 juta jiwa.
“Kalau potensi timbulan ya, kita perhitungannya dari data statistik itu dengan jumlah penduduk Bantul yang sembilan ratus sekian orang. Kalau misal kita bulatkan saja 1 juta, potensi timbulan sampah kita ya 280 sampai 300 ton perhari,” kata dia usai rapat koordinasi kebijakan persampahan terkait darurat TPST Piyungan, Rabu (09/11/2022).
Dari jumlah tersebut, Ari mengatakan, sekitar 180 ton sampah dibuang ke TPST Piyungan. Sisanya, berakhir di tempat pembuangan sampah pribadi rumah tangga.
Terkait dengan daya tampung TPST Piyungan yang saat ini sudah melebihi kapasitas, dia meminta kepada masyarakat dan pemerintah desa untuk aktif membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan lingkungan ini.
“Kita mendorong masyarakat untuk melakukan budaya pemilahan sampah. Kemudian, kita akan memberdayakan kelembagaan-kelembagaan masyarakat desa untuk mengolah sampah lewat TPS (tempat penampungan sementara) yang dikelola oleh BumKal,” ujarnya.
Selain itu, sebagai upaya pemerintah kabupaten dalam mengurangi volume sampah, di Bantul sudah ada pengolahan sampah dengan cara Intermediate Treatment Fasility (ITF).
“Kalau kaitannya dengan perilaku inikan banyak aspek, padahal saat ini kita butuh solusi cepat. Makanya kita juga harus melakukan pendekatan infrastruktur dengan pembangunan TPS-TPS. Dan untuk sosialisasi akan kita lakukan terus,” katanya.(*)