JAKARTA- Harga minyak naik lebih dari US$2 pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Kenaikan harga minyak ditopang data yang menunjukkan penurunan stok minyak Amerika Serikat (AS).
Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik US$2,06 atau setara 2,7 persen ke posisi US$78,29 per barel.
Tak jauh beda, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari menguat US$2,21 atau 2,76 persen ke level US$82,20 per barel.
Menurut data Administrasi Informasi Energi AS (EIA) persediaan minyak mentah AS turun 5,89 juta barel, jauh lebih besar dari perkiraan penurunan sekitar 1,66 juta barel.
Sementara itu, data American Petroleum Institute menunjukkan ada penurunan 3,1 juta barel stok minyak AS dalam sepekan hingga Jumat (16/12).
Di lain sisi, EIA melaporkan persediaan sulingan turun 242 ribu barel. Hal ini mematahkan perkiraan analis yang memproyeksi peningkatan 336 ribu barel.
“Laporan ini sangat bullish, terutama fakta bahwa ada penarikan minyak mentah dan persediaan sulingan menghentikan kenaikan beruntun,” kata Analis Price Futures Phil Flynn dikutip dari Reuters, Kamis (22/12).
Penguatan harga juga didorong harapan bahwa China akan melonggarkan beberapa pembatasan covid-19 setelah tidak ada laporan kasus kematian baru akibat Covid-19.
Kendati demikian, pasar masih menunggu kejelasan kapan pipa minyak Keystone beroperasi kembali setelah adanya insiden tumpahan minyak pada awal bulan ini.
Penguatan harga minyak juga terbatas karena sebagian besar wilayah AS diperkirakan akan mengalami salju lebat. Hal ini kemungkinan akan menyebabkan penundaan penerbangan dan jalan-jalan utama tidak bisa dilalui.(*)
