Peneliti Sebut Seks Oral Jadi Penyebab Utama Kanker Tenggorokan di Negara Barat Meningkat Pesat

  • Bagikan
Ilustrasi kanker tenggorokan. (Foto/istimewa)

JAKARTA- Seorang profesor di Institut Ilmu Kanker dan Genomik Universitas Birmingham, Hisham Mehanna, meneliti dan menyimpulkan seks oral menjadi salah satu faktor risiko utama kanker orofaringeal alias kanker tenggorokan tertentu yang menyerang amandel dan bagian belakang tenggorokan.

Mehanna menyebut, dalam beberapa dekade terakhir, telah terjadi peningkatan pesat pada kasus kanker tenggorokan yang seakan menjadi ‘epidemi’ di negara-negara Barat.

Ia bahkan mengatakan, baik di Amerika Serikat maupun Inggris, kanker orofaring sekarang lebih umum daripada kanker serviks.

Ia menjelaskan, kendati kanker tenggorokan sering efek dari merokok, namun masyarakat menurutnya perlu mengetahui penyebab utama kanker orofaringeal adalah human papillomavirus (HPV).

HPV juga merupakan penyebab utama kanker serviks yang penularannya terjadi akibat aktivitas seksual. 

BACA JUGA :  Lemak Menumpuk Lebih Banyak Ketika Menunda Waktu Makan, Kok Bisa? Ini Penjelasannya

“Untuk kanker orofaringeal, faktor risiko utamanya adalah jumlah pasangan seksual seumur hidup, terutama seks oral,” kata Mehanna dilansir dari Business Insider, Ahad (30/4).

Mehanna mengatakan, mereka yang memiliki enam atau lebih pasangan seks oral seumur hidup, maka 8,5 kali lebih mungkin mengembangkan kanker orofaring daripada mereka yang tidak melakukan seks oral.

Ada pula beberapa bukti bahwa orang dewasa muda memilih seks oral sebagai upaya untuk menghindari seks penetrasi.

Sebuah penelitian yang baru-baru ini dilakukan Mehanna, bagaimanapun, menunjukkan bahwa sementara ini tercatat sekitar 80 persen orang dewasa di Inggris dilaporkan melakukan seks oral di beberapa titik dalam hidup mereka.

“Teori yang berlaku adalah bahwa kebanyakan dari kita tertular infeksi HPV dan mampu membersihkannya sepenuhnya,” kata dia.

BACA JUGA :  BPJS Karawang dan Pemkab Purwakarta Teken Penandatanganan RKP-JKS Bagi PBPU dan PB

Pada pasien yang tidak dapat membersihkan HPV, lanjut Mehanna, virus mampu bereplikasi terus menerus, dan dari waktu ke waktu berintegrasi pada posisi acak ke dalam DNA inang.

“Dan kemudian beberapa di antaranya dapat menyebabkan sel inang menjadi kanker,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Mehanna juga merekomendasikan agar pemerintah di masing-masing negara mulai mencanangkan program vaksin HPV-yang selama ini dikhususkan untuk perempuan muda guna mencegah serviks-juga diberikan kepada laki-laki sebagai tindakan pencegahan.

Dengan demikian, ia berharap peningkatan kanker orofaringeal dapat dikurangi dengan mempraktekkan seks aman dan divaksinasi terhadap virus.

Sementara itu pada 2013 lalu, aktor Michael Douglas juga sempat menyoroti hubungan antara seks oral dengan kanker tenggorokan, saat dia didiagnosis penyakit itu.

BACA JUGA :  Dianggap Berbahaya, Belasan Warga Gunungkidul yang Menderita Gangguan Jiwa Hidup dalam Pasungan

Ia menambahkan, ia juga pernah menjadi perokok dan peminum, gabungan itu bisa menjadi faktor paling signifikan pemicu kanker tenggorokan.

The American Cancer Society memperkirakan sekitar 54.540 kasus baru rongga mulut atau kanker orofaringeal pada tahun 2023.

Kemudian sekitar 20 persen dari mereka yang didiagnosis dengan kanker ini berusia di bawah 55 tahun.(*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights