JAKARTA – Penyaluran kredit modal kerja (KMK) yang tumbuh 6,32 persen year on year (yoy) menjadi pendorong pertumbuhan penyaluran kredit perbankan pada 2021 sebesar 5,24 persen yoy.
Demikian dikatakan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi XI DPR RI yang dipantau di Jakarta, Kamis (27/1).
Wimboh mengatakan, pertumbuhan kredit di 2021 ini menunjukkan pemulihan di 2022 akan lebih besar lagi. Dan ini telah didukung oleh pertumbuhan kredit modal kerja yang jumlahnya naik 6,32 persen secara year on year.
“Secara rinci kredit konsumsi mengalami peningkatan 4,67 persen yoy, sementara kredit investasi terkontraksi 4,01 persen,” katanya.
Sementara itu, berdasarkan kategori debitur, kredit korporasi juga meningkat 2,72 persen yang diyakini akan turut meningkatkan penyaluran kredit terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) nantinya. Pada 2021, kredit UMKM sendiri tercatat tumbuh 11,23 persen yoy.
“Berdasarkan sektor, seluruh sektor utama mencatatkan pertumbuhan kredit baik month to month maupun year on year,” ujarnya.
Terutama imbuhnya, sektor transportasi dan rumah tangga dengan nominal pertumbuhan bulanan terbesar yakni masing-masing Rp10,9 triliun dan Rp10,1 triliun pada Desember 2021.
Terkait jenis bank penyalur, pertumbuhan kredit di 2021 masih ditopang oleh penyaluran kredit dari bank badan usaha milik negara (BUMN) yang tumbuh 7,24 persen yoy. Sedangkan penyaluran kredit bank asing terkontraksi 0,01 persen yoy.
Selanjutnya, pada Desember 2021 OJK mencatat kredit baru yang disalurkan kembali mengalami peningkatan hingga mencapai Rp289,82 triliun.
“Ini menarik bahwa ini menunjukkan pertumbuhan akan lebih sustain ke depan. Dan di samping itu juga terdapat undisbursed loan yang meningkat dan uncommited loan juga meningkat cukup tinggi,” ucapnya.
(jhn)