Mulai Maret, Bali Ingin Hapus Karantina Bagi Wisatawan

  • Bagikan

DENPASAR – Melihat perkembangan kasus virus Corona varian Omicron dengan harapan akan terus menurun, Gubernur Bali Wayan Koster berencana menghapus karantina bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali pada Maret 2022.

Kata Koster, virus Corona (COVID-19) Varian Omicron sudah bisa dikendalikan.

“Saya sudah mengupayakan masa karantina yang semula 7 hari, dikurangi jadi 5 hari, dan per hari ini sudah menjadi 3 hari. Dan rencana saya kalau bisa di awal Maret itu sudah tanpa karantina,” kata Koster di Bandar Udara (Bandara) Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Rabu (16/2).

Meski tanpa karantina, wisatawan di Bali harus negatif swab PCR saat keberangkatan, dan saat kedatangan. Hasil swab PCR ditunjukkan di hotel tempat menginap.

BACA JUGA :  Gigih Perjuangkan Parwisata Bali, Koster Dapat Apresiasi dari PHRI Badung

Penghapusan karantina pada Maret 2022 berdasarkan pertimbangan perkembangan kasus COVID-19.

Koster berharap kasus COVID-19 di Bali terus turun.

“Sekarang ini sudah agak menurun dan kita masih ada waktu dua minggu, mudah-mudahan (COVID-19) menurun dan stabil,” harap Koster.

Koster menyebut 90 persen kasus varian Omicron di Bali adalah orang tanpa gejala (OTG) atau memiliki gejala ringan. Pasien COVID-19 varian Omicron yang masuk ke rumah sakit kurang dari 10 persen.

“Sekitar 8 persen yang masuk rumah sakit, dan yang OTG ini rata-rata sembuhnya di bawah 5 hari, jadi cepat. Artinya apa? Berarti risiko penularan COVID-19 varian Omicron ini sudah bisa dikendalikan, penularannya tidak terlalu membahayakan,” ujar Koster.

BACA JUGA :  Buka Rakor PPID, Dr. Nurdin: Tingkatkan Transparansi untuk Perkuat Kepercayaan Publik

Bali mempunyai dasar kuat untuk tiadakan karantina bagi wisatawan. Sebab, capaian vaksinasi bagi masyarakat di Pulau Dewata sangat tinggi.

Untuk vaksinasi reguler usia 12 tahun ke atas, suntikan pertama sudah mencapai 105 persen, dan vaksin kedua sudah mencapai 94 persen lebih. Kemudian vaksin usia lanjut (lansia) suntikan pertama sudah mencapai 84 persen dan vaksin keduanya sudah mencapai 74 persen lebih.

Sementara vaksinasi usia 6-11 tahun suntikan pertama sudah mencapai lebih dari 105 persen. Sedangkan vaksinasi kedua sudah lebih dari 90 persen.

“Jadi sebenarnya dari segi vaksinasi di Bali ini sudah mencapai cukup tinggi sehingga relatif aman terhadap penularan COVID-19 terutama risiko dari penularan COVID-19 ini,” kata Koster.

BACA JUGA :  Gubernur Bali Klaim Pulau Dewata Sudah Masuk Fase Endemi

“Sehingga polanya kita lihat yang masuk rumah sakit hanya kurang dari 10 persen dan juga cepat sembuh, yang OTG juga 90-an persen ini cepat sembuh. Jadi dari pola ini saya melihat tidak ada sesuatu yang perlu dikhawatirkan,” imbuh Koster.

Karena itu, walaupun kasus COVID-19 varian Omicron saat ini tinggi, Koster mengimbau masyarakat agar tidak panik. Tetapi harus tetap patuhi protokol kesehatan (prokes).

“Tidak perlu panik, tidak perlu juga ketakutan, yang penting kita waspada ikut prokes. Sedapat mungkin hindari hal-hal yang menimbulkan kerumunan banyak orang yang berisiko terhadap penularan COVID-19,” pintanya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights