BRUSSELS– Uni Eropa mendesak Serbia mengizinkan parade LGBT digelar meskipun negara itu sudah membatalkan event yang diberi nama EuroPride 2022 ini. EuroPride adalah perayaan akbar kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) se-Eropa.
“Menyusul pengumuman untuk membatalkan Europride, Uni Eropa mendorong otoritas Serbia untuk melanjutkan kontak mereka dengan penyelenggara demi menemukan solusi untuk menjadi tuan rumah EuroPride dengan damai dan aman. Kami menantikan keputusan positif akhir,” ungkap Dinas Luar Negeri Eropa (EEAS) di situs resminya, Kamis (1/9/2022).
Presiden Serbia Aleksandar Vucic Pada Sabtu (27/8/2022) pekan lalu mengumumkan bahwa pihak berwenang di negara itu telah membatalkan parade EuroPride 2022 yang sedianya diadakan pada 12-18 September di Ibu Kota Beograd. Pembatalan itu menyusul protes dari warga Serbia, terutama kelompok Kristen Ortodoks.
Menanggapi keputusan Vucic tersebut, pihak penyelenggara EuroPride mengatakan, mereka akan tetap melangsungkan acara tersebut meski tanpa parade.
EEAS selaku badan yang menangani urusan diplomatik Uni Eropa itu menyatakan, pihaknya sangat ingin EuroPride digelar dengan dalih itu akan menjadi bukti komitmen Serbia pada perlindungan dan pemajuan hak asasi manusia, termasuk hak-hak orang LGBT.
Ribuan orang Kristen Ortodoks turun ke jalan di Kota Beograd, Serbia, Ahad (28/8/2022). Mereka menggelar aksi massa untuk menentang digelarnya EuroPride di negara itu.
EuroPride adalah pertemuan akbar kaum LGBT se-Eropa. Acara itu diadakan setiap tahun di kota yang berbeda di Benua Biru.
Uskup Ortodoks Serbia, Nikanor, memuji keputusan pihak berwenang negara itu untuk membatalkan perhelatan EuroPride. Dia menilai acara itu sebagai bentuk penodaan terhadap Serbia dan masyarakatnya.
“(EuroPride itu) penodaan terhadap negara kita, Gereja kita, dan keluarga kita,” ucapnya.(*)