JAKARTA – Massa aksi dari kelompok Persaudaraan Alumni (PA) 212, Front Persaudaraan Islam (FPI) dan GNPF Ulama mulai berdatangan di sekitar Kedubes India, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (17/6).
Pantauan wartawan di lokasi, massa mulai berdatangan sejak pukul 13.00 WIB.
Mereka berdatangan dari arah menteng dengan berjalan kaki dan menggunakan sepeda. Smobil komando datang sekira pukul 13.30 WIB.
Massa aksi terlihat membawa beberapa atribut seperti bendera tauhid berwarna hitam dan putih. Ada juga yang membawa poster hingga spanduk. Salah satunya bertuliskan “Tidak ada toleransi untuk penghina Nabi Muhammad”.
Sementara itu, jalur lambat Jalan Rasuna Said arah Pancoran, di sekitar Kantor Kedubes India ditutup oleh petugas kepolisian, akibatnya jalanan mulai terlihat macet tersendat.
Sebelumnya, Kapolsek Setiabudi Kompol Agung Permana mengatakan mengatakan sekitar 600 personel diturunkan untuk mengamankan aksi itu
“600 personel gabungan dari Polsek, Polres sama Polda. Ada barakuda 1, rantis (kendaraan taktis) ada,” kata Agung di sekitar Kantor Kedubes India.
Aksi ini digelar sebagai protes terhadap pernyataan politikus partai Bharatiya Janata (BJP), Nupur Sharma yang sempat mengomentari kehidupan pribadi Nabi Muhammad dalam debat TV. Pernyataannya itu pun memicu kontroversi di India.
Komentar Sharma itu dianggap sebagai bentuk penghinaan oleh umat Islam. Bahkan, banyak negara mayoritas Islam mengecam pernyataan Sharma, termasuk Indonesia.
Sharma juga sudah dipolisikan karena ucapannya tersebut sehingga menimbulkan ketegangan antarumat agama di India.
Merespons kontroversi ini, Sharma mengatakan komentarnya terkait Nabi Muhammad dilontarkan untuk menanggapi “ejekan dan rasa tak hormat” yang terus diungkapkan kepada dewa Hindu dalam debat. Ia juga menyampaikan telah menarik kembali ucapannya tersebut.