MAJALENGKA- Dua pasang bocah di bawah umur terjaring razia penyakit masyarakat (pekat) petugas Satpol PP dan Damkar Kabupaten Majalengka, Sabtu (17/6/2023) malam.
Bersama puluhan orang lainnya, bocah itu digelandang ke kantor Satpol PP dan Damkar, di kelurahan Cigasong.
Selain dua pasang bocah di bawah umur, petugas juga mendapati 13 pasangan bukan suami-istri di sejumlah kos-kosan. Dalam razia itu, petugas menitikberatkan kos-kosan di wilayah Majalengka Kota.
Kepala Satpol PP dan Damkar Kabupaten Majalengka Rachmat Kartono, mengatakan, razia difokuskan di beberapa titik, yang berdasarkan keterangan masyakarat disinyalir kuat digunakan sebagai tempat untuk berbuat asusila dan juga respons atas adanya pemberitaan terkait kost per jam.
“Kami telah banyak menerima informasi baik dari masyarakat, juga pemberitaan di media terkait adanya kosan yang disewakan per jam kepada masyarakat luar,” kata Rachmat, Ahad (18/6/2023).
“Kami jelas jengah dengan maraknya penyalahgunaan modus kos-kosan disewakan untuk prostitusi serta kenakalan remaja,” kata dia.
Dia memastikan, jajarannya akan terus melakukan razia serupa ke beberapa titik, yang terindikasi adanya alih fungsi kos tersebut.
“Akan terus kami gencarkan, sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pelarangan Prostitusi di Majalengka,” ujar dia.
Dijelaskannnya, dalam razia itu, petugas juga mengamankan sejumlah Pekerja Seks Komersial (PSK).
“Semalam yang kami amankan seluruhnya 39 orang,” katanya.
Setelah diamankan, puluhan orang itu kemudian menjalani pemeriksaan HIV/AIDS dan sipilis. Tes tersebut dilakukan oleh Komisi Penanggulangan Aids dan HIV (KPAI) dan dari pihak puskesmas setempat.
“Untuk pemilik kos, akan ditindaklanjuti dengan pemanggilan. Kami juga tetap telusuri modus-modus penyalahgunaan kos-kosan,” tutur dia.
Sementara, beberapa bulan terakhir, kos-kosan per jam menjadi pembicaraan hangat di Kabupaten Majalengka.
Menyikapi hal itu, Bupati Karna Sobahi meminta Satpol PP dan Damkar melakukan razia efektif.
“Satpol PP lakukanlah razia-razia yang rahasia. Apalagi kalau yang terlibatnya anak mahasiswa, kan kasian ya. Saya minta kosan tetap lah kosan,” kata Bupati beberapa waktu lalu.(*)