Majalah Rolling Stone Nobatkan Koes Plus sebagai Musisi Terbesar Indonesia Sepanjang Masa

  • Bagikan

JAKARTA – Grup band Koes Plus adalah artis Indonesia terbesar sepanjang masa. Penilaian itu diungkapkan oleh Denny JA, Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia, SATUPENA, dalam Webinar di Jakarta, Kamis malam, 29 September 2022.

Denny JA menanggapi buku karya Kelik M. Nugroho, yang berjudul “Dua Dekade Musik Indonesia: 1998-2018.” Jurnalis Kelik M. Nugroho menjadi narasumber di webinar tersebut, yang dipandu oleh Elza Peldi Taher dan Swary Utami Dewi.

Denny JA menuturkan, kesimpulannya bahwa Koes Plus adalah artis Indonesia terbesar itu memang agak subjektif. Tetapi ia mendasarkan penilaian itu dari daftar yang dibuat Majalah Rolling Stone versi Indonesia edisi 43, November 2008.

BACA JUGA :  Webinar Satupena Hadirkan Diskusi Revitalisasi Reformasi untuk Demokrasi

Di situ ada daftar 25 artis terbesar sepanjang masa versi Rolling Stone Indonesia. Urutan lima teratas adalah: Koes Plus, disusul Iwan Fals, Chrisye, Benyamin S., dan Ismail Marzuki.

Menurut Denny, keunggulan buku karya Kelik adalah menghimpun info soal musik Indonesia, terutama pada dekade 1998-2018. Buku ini adalah mampu menyatukan informasi yang berserakan, membingkainya, sehingga menjadi satu kesatuan yang diakronis. “Dari sini saja, buku ini sudah banyak membantu,” ujar Denny.

Di buku Kelik, band legendaris seperti Bimbo, Koes Plus, Swami, Dara Puspita, Dewa 19, God Bless, Slank, Sheila on 7 dan Naif termasuk dalam 10 besar band yang memberi pengaruh penting. Mereka tidak saja menciptakan bunyi dan nyanyian, tetapi juga gaya hidup di zamannya.

BACA JUGA :  Lukisan Artificial Intelligence Denny JA Gugah Wawasan Delegasi IMLF

Yang disayangkan, kata Denny, Kelik kurang berani membuat peringkat dari data yang kuat, untuk menyatakan siapa artis yang peringkat satu, kedua, dan berikutnya.

Sepuluh band terbesar itu tak dibuat ranking, tapi disusun berdasarkan abjad saja. Pembaca tak tahu, siapa yang lebih besar: Bimbo, Koes Plus, Slank atau God Bless.

“Pemeringkatan ini memang bukan tujuan penulisan buku, tetapi sangat menarik. Asalkan dibuat kriteria yang kuat dan terukur. Diduga hal ini karena masih lemahnya data base musik di Indonesia. Maka pendataan ini berharga untuk disusun,” sambung Denny.

Denny memberi contoh, pada 2018, media Wall Street mengadakan riset tentang 100 band rock yang paling populer sepanjang zaman. Wall Street menggunakan metodologi riset, dengan kriteria yang kokoh, terukur, dan indeks kuantitatif.

BACA JUGA :  Satupena Bedah Buku Dua Dekade Musik Indonesia 1998 - 2018

Yang diukur: Pertama, total penjualan album. Kedua, peringkat lagu di Billboard. Ketiga, jumlah pembaca di Wikipedia. Keempat, jumlah pendengar di platform streaming online Spotify.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights