Laut Mati di Pulau Rote, Destinasi Wisata yang Belum Terjamah

  • Bagikan
Laut Mati Pulau Rote, Surga Wisata NTT yang Masih Perawan (Foto: Goognewsindonesia)

Saat menyusuri pasir di tepian laut mati sebelum jam 8 pagi, Anda akan mendapati buih-buih putih, di luar jam itu, buihnya akan akan hilang diterpa angin yang cenderung kering dan kencang.

Air laut mati pun bakal mengikuti siklus air laut, saat pasang air akan naik, begitu pun sebaliknya.

Akses dan Akomodasi

Jika Anda ingin menyambangi Pulau Rote melalui jalur udara, bisa melalui Kota Kupang dari Bandara El-Tari menuju Bandara Lekunik, Rote.

Brader bisa terbang dengan layanan Trans Nusa dan Susi Air, dengan ongkos sekitar 200-400 ribu rupiah, sekali terbang.

Penerbangan hanya tersedia tiga kali seminggu, yakni pada Senin, Rabu, dan Jumat/Sabtu. Jadwal dapat berubah tergantung situasi dan kondisi cuaca tentunya. 

BACA JUGA :  Kawasan Kota Tua Jadi Primadona Wisata di Akhir Pekan di Jakarta

Tapi jika brader  lebih memilih jalur laut, terdapat dua pilihan. Pertama, menggunakan kapal Ferry Roro atau kapal cepat. Ferry Roro bertolak Pelabuhan Bolok, Kupang, yang akan memakan waktu tempuh 3-4 jam hingga tiba di Pelabuhan Pantai Baru, Rote.

Sementara jika menggunakan kapal cepat, kawan bisa mulai dari Pelabuhan Tenau, Kupang, dengan jarak tempuh hanya 1,5-2 jam saja.

Tentunya perjalanan laut itu juga tergantu situasi dan gelombang laut.

Dari pelabuhan Pantai Baru, Rote, kawan dapat langsung menuju kota Ba’a yang berjarak sekira 80 kilometer.

Waktu tempuh ke kota itu bisa dicapai dalam 1,5-2 jam saja melalui jalur aspal yang relatif mulus.

BACA JUGA :  7 Obyek Wisata di Pulau Rote yang Wajib Anda Kunjungi Saat Berlibur

Seperti mengunjungi pantai-pantai lainnya di Pulau Rote, untuk mengunjungi laut mati ini Anda juga perlu banyak persiapan, karena fasilitas yang tersedia di sana tak seperti pada objek wisata air dan laut lainnya.

Jika hendak menginap di sekitar kawasan laut mati, kawan bisa bertanya kepada penduduk setempat, karena di lokasi tersebut tak terdapat losmen, apalagi Hotel.

 Umumnya, penduduk setempat menawarkan sewa kamar di rumah mereka dengan bayaran tertentu. Sepertinya seru nih, kawan. Bolehlah mulai direncanakan untuk menyambanginya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights