Beberapa efek samping cannabinoids ganja medis yang telah dilaporkan meliputi: perubahan mood dan nafsu makan, kantuk, perasaan cemas atau perubahan suasana hati lainnya, mual dan pusing.
Penggunaan THC juga dapat menyebabkan efek samping yang tidak menyenangkan, seperti: peningkatan detak jantung, mulut kering, kehilangan memori.
Ganja itu sendiri dapat memiliki sejumlah efek samping jangka pendek dan jangka panjang, termasuk: gangguan memori jangka pendek, penilaian yang berubah, gangguan koordinasi.
Ada penelitian juga yang menunjukkan bahwa ganja dapat mengubah perkembangan otak dan dapat menyebabkan gangguan kognitif.
National Institute on Drug Abuse (NIDA) juga mencatat bahwa THC mengubah fungsi hipokampus dan korteks orbitofrontal.
Area otak tersebut penting dalam pembentukan ingatan baru dan kemampuan untuk mengalihkan perhatian dari satu hal ke hal berikutnya. Ini tidak hanya memengaruhi kemampuan seseorang untuk belajar dan membentuk ingatan baru, tetapi juga mempersulit orang untuk melakukan tugas-tugas yang rumit.
Mengutip Healthline, NIDA mencatat penelitian yang menunjukkan 30 persen pengguna ganja mungkin memiliki gangguan penggunaan ganja. Penelitian juga menyatakan bahwa orang yang merokok ganja sebelum usia 18 tahun, 4 sampai 7 kali lebih mungkin untuk mengembangkan gangguan penggunaan ganja dari pada orang dewasa.(*)