Stok yang tersedia hanya cukup untuk beberapa hari dan hanya akan disediakan untuk layanan penting, termasuk pekerja kesehatan dan pelabuhan, transportasi umum, dan distribusi makanan. Pihak berwenang juga mengumumkan pemadaman listrik di seluruh negeri hingga tiga jam sehari mulai Senin (4/7/2022). Mereka tidak dapat memasok bahan bakar yang cukup ke pembangkit listrik.
Pemadaman listrik telah menjadi bencana bagi perekonomian Sri Lanka selama berbulan-bulan. Kondisi ini ditambah dengan kekurangan bahan pokok yang parah termasuk gas untuk memasak, obat-obatan, dan impor makanan.
Wijesekera mengatakan, masalah utama adalah kurangnya dolar dan mengimbau sekitar dua juta orang Sri Lanka yang bekerja di luar negeri untuk mengirim pulang pendapatan devisa melalui bank, bukan saluran informal. Dia mengatakan remitansi pekerja, yang biasanya mencapai 600 juta dolar AS per bulan, telah turun menjadi 318 juta dolar AS pada Juni.
Menurut Bank Sentral, pengiriman uang yang menjadi penghasil devisa utama negara telah turun dari 2,8 miliar dolar AS dalam enam bulan pertama pada 2021 menjadi 1,3 miliar dolar AS pada periode yang sama tahun ini. Kondisi ini menjadi penurunan sebesar 53 persen.(*)