Bisa dimanfaatkan polisi
Sejumlah orang yang mengetahui proyek junta ini termasuk para aktivis HAM mengkhawatirkan proyek baru ini bisa dimanfaatkan untuk menindak para kelompok perlawanan dan para aktivis, yang ditetapkan junta sebagai teroris.
Namun mereka tidak bisa menyertakan bukti terkait tujuan junta tersebut.
“Kamera pemantau memiliki risiko besar terhadap aktivis demokrasi (Myanmar) karena polisi dan militer bisa memanfaatkannya untuk melacak pergerakan mereka, menemukan koneksi antara para aktivis, mengidentifikasi rumah aman dan titik-titik perkumpulan lainnya, dan mengenali serta mencegat mobil dan sepeda motor yang digunakan para aktivis,” jelas Wakil Direktur Asia Human Rights Watch, Phil Robertson kepada Reuters.
Junta Myanmar melakukan pengawasan di berbagai tempat. Reuters melaporkan, junta telah memasang spyware pencegat di alat telekomunikasi dan penyedia internet untuk menguping komunikasi warganya dan mengerahkan unit “pertempuran informasi” untuk memantau dan menyerang pembelot di dunia maya.
Nyi Thuta, mantan kapten yang membelot dari militer pada akhir Februari 2021 mengatakan, tentara memiliki petugas untuk menganalisis umpan kamera pengintai.
Dia mengatakan tidak mengetahui berapa banyak anggota yang ditugaskan untuk pekerjaan ini, tetapi mereka menyambangi ruang kontrol CCTV yang dikelola tentara di ibu kota Naypyidaw. Reuters tidak dapat memverifikasi ini secara sepihak dan juru bicara junta tidak menanggapi permintaan komentar.