MYANMAR- Pemerintah junta Myanmar memasang kamera pengenal wajah di sejumlah kota di seluruh negeri, seperti diungkapkan tiga orang yang mengetahui langsung kebijakan ini.
Menurut orang yang sedang atau pernah terlibat dalam proyek ini, dalam tender untuk pengadaan dan pemasangan CCTV maupun teknologi pengenal wajah ini, pemerintah menyebut rencana ini sebagai proyek keamanan kota yang bertujuan untuk memelihata keamanan dan dalam sejumlah kasus, untuk memelihara ketenangan sipil.
Menurut informasi dari tiga orang yang meminta tak disebutkanya namanya, sejak kudeta Februari tahun lalu, pemerintah daerah mulai memasang CCTV baru di sedikitnya lima kota termasuk Mawlamyine, kota terbesar keempat di Myanmar, dikutip dari laman The Straits Times, Senin (11/7).
Proyek baru tersebut merupakan tambahan dari lima kota di mana CCTV telah dipasang atau direncanakan sebelumnya oleh pemerintah terdahulu yang dipimpin Aung San Suu Kyi dengan tujuan pencegahan kejahatan, menurut sumber dan media lokal.
Juru bicara junta tidak menjawab telepon Reuters untuk dimintai komentarnya terkait kamera pengawas ini. Tidak satu pun dari 10 pemerintah kota yang dikuasai junta juga menjawab telepon saat dihubungi.
Salah satu sumber mengungkapkan, junta merencanakan pemasangan sistem kamera pengawas di kota-kota di tujuh negara bagian dan tujuh daerah.
Menurut tiga sumber, tender proyek ini dimenangkan perusahaan lokal termasuk Fisca Security & Communication dan Naung Yoe Technologies Co. Kamera dan teknologi terkait sistem tersebut berasal dari perusahaan pengawasan China, Zhejiang Dahua Technology (Dahua), Huawei Technologies Co Ltd, dan Hikvision.
Fisca dan Naung Yoe, yang keduanya memiliki kantor pusat di Yangon, tidak menanggapi permintaan komentar. Huawei dan Dahua juga tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Sementara itu Hikvision dalam sebuah pernyataan mengatakan pihaknya tidak pernah menjual secara langsung ke pemerintah Myanmar dan pelanggan mereka di pasar luar negeri adalah distributor dan integrator. Hikvison juga mengatakan pihaknya belum pernah menjual teknologi pengenal wajah ke Myanmar.
Tiga sumber tersebut juga mengatakan perusahaan yang memenangkan tender kadang-kadang menggunakan perangkat lunak pengenalan wajah yang dikembangkan perusahaan lokal dan regional karena lisensi perangkat lunak China sangat mahal. Namun mereka tidak menyebutkan nama perusahaan perangkat lunak tersebut.