PALESTINA – Menteri Keamanan Publik Israel Omer Barlev menyebut pasukannya terpaksa melakukan kekerasan di area Masjid Al-Aqsa pada Jumat (15/4) lalu.
Dilaporkan Al-Jazeera, Barlev yang bertugas mengawasi kinerja kepolisian mengatakan ‘tidak tertarik’ untuk melakukan tindak kekerasan di tempat suci.
Kendati demikian, menurut Barlev, apa yang terjadi di Masjid Al-Aqsa adalah sebuah tindakan yang harus diambil untuk menghadapi ‘elemen kekerasan’ yang menyerang dengan batu dan batangan logam.
Barlev mengatakan Israel berkomitmen untuk kebebasan beribadah bagi orang Yahudi dan Muslim.
Usai insiden subuh di Masjid Al-Aqsa, pengelola masjid tersebut kemudian dibuka kembali dan sekitar 60 ribu orang menghadiri salat Jumat di siang harinya. Setelah salat, ribuan warga Palestina berbaris di sekitar lapangan sambil berteriak .
“Dengan jiwa kami, dengan darah kami, kami berkorban untukmu, Al-Aqsa”, teriak warga Palestina sambil membawa slogan-slogan yang mendukung Hamas.
Bentrokan antara warga Palestina dengan polisi Israel terjadi di area Masjid Al-Aqsa, Jumat (15/5) pagi waktu setempat. Dilaporkan lebih dari 150 warga Palestina terluka dan ratusan warga Palestina lainnya ditahan polisi Israel akibat bentrokan tersebut.
Dalam video yang beredar di media sosial menunjukkan warga Palestina melempar batu yang dibalas polisi dengan menembakkan gas air mata serta granat kejut.
Video lain menampilkan jamaah yang membuat barikade diri mereka di dalam masjid di tengah kepulan gas air mata.
Kejadian itu disebut sebagai kekerasan paling serius yang terjadi di tempat suci dalam hampir satu tahun terakhir. Warga Palestina melihat pengerahan besar-besaran polisi di Al-Aqsa sebagai provokasi.
Layanan darurat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan telah mengevakuasi sebagian besar korban luka ke rumah sakit. Sedangkan pengelola masjid mengatakan salah satu penjaga di lokasi ditembak di mata dengan peluru berlapis karet.
Bulan Sabit Merah Palestina menambahkan pasukan Israel menghalangi kedatangan ambulans dan paramedis ke masjid, ketika media Palestina mengatakan puluhan jemaah yang terluka masih terjebak di dalam kompleks. Dalam data terbaru, Polisi Israel menyebut telah menangkap setidaknya 300 warga Palestina saat masuk ke dalam masjid untuk membubarkan kerumunan kekerasan yang tersisa di akhir sholat subuh.
Polisi Israel disebut membubarkan dan mendorong kembali kerumunan setelah sekelompok orang Palestina mulai melemparkan batu ke arah ruang doa Yahudi di Tembok Barat.
Tetapi juru kamera Palestina Rami al-Khatib, yang menyaksikan serangan itu tidak membenarkan pernyataan tersebut.
“Mereka [pasukan Israel] secara brutal mengosongkan kompleks masjid. Mereka menyerang staf masjid, orang biasa, orang tua, orang muda.”
“Ada banyak orang yang terluka, mereka menembakkan peluru karet di dalam kompleks Masjid Al-Aqsa. Mereka memukuli semua orang, bahkan paramedis,” kata al-Khatib, yang mengalami patah tangan.