KOTA TANGERANG – Kota Tangerang kembali mencatatkan prestasi dalam pengelolaan sampah melalui inovasi Refuse Derived Fuel (RDF). Sebanyak 15 ton bahan bakar hasil olahan RDF dari Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Rawa Kucing telah berhasil didistribusikan ke PT Solusi Bangun Indonesia (SBI). Keberhasilan ini menjadikan RDF Kota Tangerang diakui sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia.
Penjabat (Pj) Wali Kota Tangerang, Dr. Nurdin, menegaskan bahwa pengolahan dan produksi RDF di Kota Tangerang akan terus dioptimalkan secara lebih masif. Ia menyebut bahwa arahan dari pemerintah pusat sudah jelas untuk mengakhiri penggunaan TPA dengan sistem landfill dan open dumping, sehingga solusi pengolahan sampah yang efektif dan komprehensif harus segera diwujudkan.
“Arahannya sudah jelas dari pusat, untuk TPA dengan sistem landfill dan open dumping nantinya tidak akan ada lagi. Karena itu, kita harus mencari solusi untuk pengolahan sampah yang efektif dan komprehensif. Salah satunya adalah dengan mengoptimalkan mesin RDF ini, yang nantinya akan kita kembangkan lagi dengan menambah line mesin agar sampah yang diolah bisa lebih masif dan produk yang dihasilkan lebih besar lagi,” ujar Dr. Nurdin, pada Selasa, 21 Januari 2025 lalu.
Langkah Strategis dalam Optimalisasi RDF

Dalam upaya pengolahan sampah yang lebih efektif, TPA Rawa Kucing saat ini mengoperasikan dua lini produksi RDF dengan kapasitas 50 ton sampah per hari. Dari jumlah tersebut, dihasilkan 25 hingga 30 ton RDF per hari. Namun, untuk mengoptimalkan kapasitas pengolahan, Pemkot Tangerang berencana menambah jumlah line RDF menjadi 9 line. Dengan demikian, kapasitas produksi diharapkan mampu mengolah hingga 4 ton sampah per jam atau 32 ton per hari dalam waktu operasional 8 jam per hari.
Teknologi RDF memungkinkan sampah yang tidak dapat didaur ulang untuk diolah menjadi bahan bakar alternatif bagi industri. Dengan begitu, ketergantungan pada bahan bakar fosil dapat berkurang, sekaligus mendukung ekonomi sirkular yang lebih berkelanjutan.
Penguatan Kerja Sama dengan PT SBI

Keseriusan Pemkot Tangerang dalam pengolahan sampah berbasis RDF dibuktikan dengan penandatanganan MoU dengan PT Solusi Bangun Indonesia terkait kerja sama pembelian bahan bakar dari hasil mesin RDF yang dioperasikan. Hal ini tidak hanya memperkuat rantai pasokan bahan bakar alternatif tetapi juga membuka peluang ekonomi baru dari pengelolaan sampah.
Inovasi Lanjutan dalam Pengelolaan Sampah

Selain menambah line RDF, Pemkot Tangerang juga melakukan beberapa inovasi lain untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah di TPA Rawa Kucing, di antaranya:
Optimalisasi Mesin Trommel untuk Landfill Mining: Mesin ini berfungsi memisahkan material yang masih bernilai guna seperti plastik dan logam untuk didaur ulang, serta menyaring material organik untuk diolah menjadi kompos atau RDF.
Revitalisasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL): Untuk mengurangi pencemaran lingkungan, IPAL di TPA Rawa Kucing akan direvitalisasi guna mengolah limbah cair secara lebih optimal sebelum dibuang ke lingkungan.
Pemanfaatan Lahan Feedmill: Lahan bekas rumah potong ayam seluas 10.138,03 m² akan digunakan sebagai lokasi pengolahan sampah, mendukung peningkatan kapasitas dan efisiensi pengelolaan sampah.
Pengelolaan Gas Metan: Gas metan yang dihasilkan dari tumpukan sampah akan dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif, baik untuk pembangkit listrik maupun bahan bakar rumah tangga, sehingga memberikan manfaat ekonomi sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca.
Pembuatan Drainase dan Pemagaran: Untuk meningkatkan tata kelola lingkungan, akan dibangun sistem drainase dan pemagaran TPA guna mencegah genangan air yang dapat menyebabkan pencemaran dan bau tidak sedap, serta meningkatkan keamanan dan estetika lingkungan.
Mendorong Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah

Pj Wali Kota Tangerang, Dr. Nurdin, juga menegaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Ia berharap, upaya pengolahan RDF ini dapat menjadi solusi efektif dalam menangani persoalan sampah sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat untuk turut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan.
“Berbagai upaya penanganan persoalan sampah ini harus dilaksanakan secara konsisten dan dapat menumbuhkan kesadaran serta partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan,” tegasnya.
Dengan berbagai inovasi dan langkah strategis yang tengah dilakukan, Kota Tangerang terus berkomitmen untuk menjadi pelopor dalam pengelolaan sampah yang modern dan berkelanjutan. TPA Rawa Kucing diharapkan dapat menjadi contoh pengelolaan sampah yang efektif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi masyarakat.
Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah dalam menciptakan kota yang berkelanjutan, mengurangi ketergantungan pada landfill, serta mendukung target nasional dalam mengurangi dampak sampah terhadap lingkungan.*(ADV)