Harga Energi Meroket Bikin Warga Inggris Rela Tak Makan Demi Bayar Listrik

  • Bagikan
Foto ilustrasi.

LONDON- Jutaan orang Inggris rela tidak tidak makan demi membayar listrik imbas krisis energi yang menimpa negara tersebut.

Mengutip The Guardian, Jumat (23/9), menurut laporan Money Advice Trust diperkirakan 20 persen orang dewasa Inggris atau 10,9 juta orang menunggak tagihan. Angka ini naik sekitar 45 persen sejak perhitungan terakhir di Maret lalu.

Selain itu, berdasarkan survei opinium, terdapat 5,6 juta warga rela tak makan dalam tiga bulan terakhir sebagai akibat dari krisis. Ini termasuk melewatkan makan, makan sekali sehari, atau tidak makan sama sekali pada beberapa hari.

Tidak hanya itu, hampir 8 juta orang telah menjual barang pribadi atau alat rumah tangga untuk membantu menutupi tagihan.

BACA JUGA :  Masyarakat Sipil Afghanistan Minta Pangeran Harry Diadili

Kepala Eksekutif Opinium Joanna Elson menyatakan jaminan harga energi pemerintah telah memang meredakan ketakutan akan kenaikan tagihan di masa yang akan datang. Namun, krisis terlanjur berdampak pada jutaan orang.

“Banyak rumah tangga sudah menghadapi pilihan yang tidak mungkin, seperti melewatkan makan hanya untuk menyalakan lampu,” kata Elson.

Opinium pun meminta pemerintah menggunakan anggaran minggu ini untuk memberikan dukungan kepada warga yang berpenghasilan terendah.

Penurut badan amal itu, banyak warga Inggris yang sudah tidak memiliki cadangan dana untuk mengatasi kenaikan harga. Berdasarkan survei 41 persen rumah tangga telah memotong semua pengeluaran yang tidak penting.

Penelitian menunjukkan bahwa kenaikan harga energi yang tinggi, membuat jutaan orang tak mampu membayar. Sekitar 10,7 juta orang telah melihat tagihan energi mereka naik lebih dari 100 euro sejak April.

BACA JUGA :  Atasi Krisis Energi Jelang Musim Dingin, Jerman Aktifkan Pembangkit Listrik Batu Bara

Menurut penelitian Opinium itu, lonjakan harga energi membuat banyak orang harus berutang demi menutupi biaya hidup.

Badan amal itu memperkirakan lebih dari 15 juta orang harus menggunakan kredit untuk membayar kebutuhan pokok. Angka ini meningkat 2,1 juta orang sejak Maret 2022. Sementara, satu dari 10 orang harus meminjam uang dari keluarga atau teman.(*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights