Harga Beras Melambung, Omzet Pedagang Pasar Cipinang Turun 30 Persen

  • Bagikan
Pekerja merngangkut karung beras Bulog. (Foto/istimewa)

JAKARTA – Harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta naik signifikan karena stok yang menurun. Kenaikan harga sejumlah jenis beras ini sudah terjadi sejak tiga bulan yang lalu.

Hal ini disampaikan Anton, selaku pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang. Ia menyebut, kenaikan harga ini menyebabkan omzetnya menurun sekitar 30 persen.

“Ada penururan omzet sekitar 20 persen sampai 30 persen,” kata Anto kepada wartawan, Jumat (20/1/2023).

Lebih lanjut, Anton membeberkan rata-rata kenaikan beras mencapai Rp 2.000 sampai Rp 3.000 per kilogram. Bahkan sejak Agustus, beras medium yang semula seharga Rp 8.500 naik menjadi Rp 10.500. Sementara beras premium naik dari harga Rp 9.500 menjadi Rp 12.000.

BACA JUGA :  Minyakita Tembus Rp 16 Ribu, IKAPPI Pertanyakan Sistem Kontrol Kemendag

“Medium di kisaran Rp 8.500, sekarang Rp 10.500. Untuk premium yang biasa waktu harga normal Rp 9.500 per kilo, sekarang nyampe Rp 12.000 per kilo,” ujar Anton.

Sementara itu, lonjakan drastis terjadi pada beras pera atau beras IR 42. Harga beras ini semula hanya berkisar Rp 11.000 sampai dengan Rp 12.000 dan saat ini naik menjadi Rp 16.000 per kilogram. Begitu juga untuk beras Pandan Wangi.

“Nyampe Rp 16.000 per kilo, sebelumnya kisaran Rp 11.000 sampai dengan Rp 12.000 sekarang nyampe Rp 16.000. Begitu juga untuk Pandan Wangi biasanya Rp 12.000, ini Rp 16.000,” tambah Anton.

Menurut Anton, kenaikan harga beras ini terjadi karena menurunnya produktivitas beras dalam negeri, ditambah belum datangnya musim panen.

BACA JUGA :  Tunda Kenaikan Tarif Ojol, Kemenhub: Situasi dan Kondisi Masyarakat Jadi Pertimbangan

Suplai beras Bulog dinilai membantu untuk mengendalikan harga pasar. Namun, stok beras Bulog tersebut masih belum cukup untuk memenuhi permintaan pasar.

“Kalau enggak ada beras Bulog, itu mungkin udah enggak tahu harga berapa sekarang, dan mungkin enggak terjangkau lagi,” ucap Anton.

Anton memprediksi kenaikan harga beras akan mengalami puncaknya pada Januari ini. Harga beras diperkirakan akan berangsur normal pada Februari mendatang karena sudah memasuki masa panen raya.

“Januari ini puncaknya harga beras, mulai turun bulan Februari ada panen. Teyapi untuk turun drastis belum bisa. Jadi normalnya Maret, April, Mei seterusnya karena sudah panen raya,” kata Anton.

Penulis: Johnit SumbitoEditor: Aini Fitri
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights