Vaksin polio
Vaksin polio tersedia mulai 1955, dan kampanye vaksinasi nasional memangkas jumlah kasus tahunan di AS menjadi kurang dari 100 pada 1960-an, dan kurang dari 10 pada 1970-an. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), pada 1979, polio dinyatakan dieliminasi di AS sehingga tidak ada lagi penyebaran rutin.
Sangat jarang seorang pelancong membawa infeksi polio ke AS. Kasus terakhir terjadi pada 2013, ketika seorang anak berusia tujuh bulan yang baru saja pindah ke AS dari India didiagnosis polio di San Antonio, Texas. Anak itu juga memiliki jenis polio yang ditemukan dalam bentuk vaksin hidup yang digunakan di negara lain.
Ada dua jenis vaksin polio. Amerika Serikat dan banyak negara lain menggunakan vaksin yang dibuat dengan versi virus yang tidak aktif.
Sementara itu, beberapa negara yang masih menghadapi ancaman polio menggunakan virus hidup yang dilemahkan dan diberikan kepada anak-anak sebagai obat tetes di mulut. Dalam kasus yang jarang terjadi, virus yang dilemahkan dapat bermutasi menjadi bentuk yang mampu memicu wabah baru.
Anak-anak AS masih secara rutin divaksinasi polio dengan vaksin yang tidak aktif. Pejabat federal merekomendasikan empat dosis, yakni diberikan pada usia dua bulan, empat bulan, enam bulan hingga 18 bulan, kemudian pada usia empat tahun sampai enam tahun. Beberapa negara bagian hanya membutuhkan tiga dosis.
Menurut data vaksinasi masa kanak-kanak terbaru dari CDC, sekitar 93 persen anak berusia dua tahun telah menerima setidaknya tiga dosis vaksin polio. Polio menyebar sebagian besar dari orang ke orang atau melalui air yang terkontaminasi.
Penyakit ini dapat menginfeksi sumsum tulang belakang. Infeksi dapat menyebabkan kelumpuhan serta kemungkinan cacat permanen dan kematian.
Bulan lalu, pejabat kesehatan di Inggris memperingatkan orang tua untuk memastikan anak-anak telah divaksinasi karena virus polio telah ditemukan dalam sampel limbah di London. Sejauh ini tidak ada kasus kelumpuhan yang dilaporkan.