Hadiri Istighosah Rabithah Melayu Banjar, Jokowi Beberkan Alasan Penting Pindah Ibu Kota

  • Bagikan
Presiden Jokowi saat memberikan pertanyaan berhadiah kepada salah satu warga Tabalong, Yulia, Jumat (17/3/2023). (Foto: Antara/Herlina Lasmianti)

TABALONG- Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja ke Melayu-Banjar di Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan. Melalui kesempatan ini, Presiden kembali menjelaskan alasan kepindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur.

“Pembangunan Ibu Kota Nusantara sudah kita mulai dengan membangun infrastruktur, membangun Istana, membangun gedung-gedung kementeriannya. Tetapi yang ingin kita pindahkan itu bukan fisiknya sebetulnya, kita ingin membangun sebuah cara-cara kerja yang baru,” kata Jokowi saat memberi pidato sambutan dalam kegiatan Istighosah dan Doa bersama Rabithah Melayu-Banjar seperti dikutip lewat siaran daring, Jumat (17/3).

Ia meyakini, pemindahan ibu kota akan membuahkan pemerataan pelayanan dari negara.

Yakni dengan lebih baik lagi dan yang terpenting menurut Jokowi, adalah mengubah pola pikir atau mindset agar Indonesia bisa semakin bersaing dengan negara lain.

BACA JUGA :  Gelombang Tinggi 4 Meter Berpotensi Terjadi di Perairan Indonesia pada 5-6 April 2023

“Tidak mudah sekarang ini, antarnegara saling bersaing, antarnegara saling berebut. Baik itu yang namanya investasi, baik yang namanya lalu lintas. Persaingan itu tidak mudah,” tegas Jokowi.

Oleh sebab persaingan yang tidak mudah, maka menurut Jokowi cara-cara baru dalam bekerja diperlukan melalui pola pikir baru dalam berkompetisi. Sebab kalau kalah, maka Indonesia akan terus menjadi negara berkembang tidak naik tingkat menjadi negara maju.

“Negara kita ini memiliki 17 ribu pulau penduduknya 280 juta tetapi penduduknya 56 persen hidup di satu pulau yaitu pulau Jawa. 150 juta lebih itu penduduk Indonesia hidup di pulau Jawa padahal kita memiliki 17 ribu pulau artinya ekonomi perputaran uang itu 58 persen ada di pulau Jawa. Terus 17 ribu pulau yang lain dapat apa? Iya ndak? Itu perlu yang namanya pemerataan bukan Jawa sentris tetapi Indonesia sentris,” urai Jokowi.(*)

BACA JUGA :  Wapres Ma'ruf Amin Kutuk Aksi Penembakan KST Papua yang Tewaskan Prajurit TNI
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights