Belum lagi bagaimana kekuatan dari PPP dan PAN yang masing-masing memiliki pemilih fanatik.
“Saya kira ini menjadi keuntungan mesin politik yang sangat kuat secara elektoral. Dengan dukungan PPP dan PAN, saya kira dari sisih pemilih pun sudah pada kelompok pemilih tradisional, kemudian infrastruktur partai yang sudah sangat kuat sampai ditingkat jejaring bawah,” urainya.
“Saya kira ini menjadi gerbong yang memiliki potensi untuk mampu memenangkan siapun nantinya yang akan diusung, tinggal bagaimana mampu memilih figur yang tepat untuk diajukan dalam kontestasi, konteks Pilgub Sulsel dan Pilkada kabupaten juga nantinya,” tambahnya.
Untuk langkah-langkah dari koalisi tiga parpol ini, pertama bagaimana menciptakan kesepakatan politik figur yang akan diusung pada setiap kontestasi, tentunya yang akan ditunjukkan adalah tokoh kunci kemenangan.
“Dari sisi figuritas, itu masuk dalam tokoh yang menjadi tokoh kunci, sehingga sepanjang masing-masing memiliki pemahaman yang sama, memiliki cara pandang yang sama, itu akan lebih memudahkan untuk tiga partai ini membangun koalisi yang kuat,” tuturnya.
Menurut akademisi Unhas Makassar itu, tiga parpol ini masing-masing punya figur yang kuat.
Mereka punya figur yang secara elektoral bisa menjual, tinggal bagaimana kemudian menyatukan kekuatan dan bagaimana membangun sinergi yang harmonis antara jenjang-jenjang struktural partai, sehingga siapapun yang akan diajukan nanti dalam kontestasi itu.