Dua Hotel di Malang Diduga Ada Aktivitas Prostitusi, Warga Malang Protes Keras!

  • Bagikan
Warga Malang pasang spanduk protes soal dugaan praktik prostitusi terselubung di penginapan. (Foto: MPI)

MALANG- Warga Malang protes maraknya dugaan aktivitas prostitusi di penginapan dekat lingkungan mereka tinggal dengan memasang sejumlah spanduk. Aktivitas prostitusi itu diduga terselebung di hotel yang berada di wilayah RW 8 Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

Pantauan di lokasi pada Senin (15/5/2023) ada tiga spanduk yang terlihat jelas terpasang di Jalan Topaz, yang memasuki area RW 8 Kelurahan Tlogomas. Satu spanduk lainnya di depan area hotel yang diduga, dan satu lagi terpasang di pertigaan menuju Jalan Akik.

“Warga RW 08 & Jamaah Masjid Menolak…! Kegiatan Prostitusi di Wilayah RW 08, serta Menuntut Penutupan Operasional Reddoorz & Smart Hotel Tlogomas. Jamiyyah NU Ranting Tlogomas, PKK RW 08, Masjid Ar Rahmat, Masjid Al Ghazali Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang,” tulis tuntutan warga di spanduknya.

Salah satu Tokoh Agama RW 08 Ibnu Samsul Huda mengakui, bila spanduk yang terpasang di lingkungannya karena adanya keresahan dengan aktivitas kedua penginapan yang berada di lingkungannya itu.

Menurutnya, ada dugaan aktivitas prostitusi pada dua penginapan yang berada di Jalan Koral, Tlogomas, Kota Malang ini.

BACA JUGA :  Tingkatkan Kompetensi ASN, Pemkot Gelar Musrenbangkom serta Teken MoU dengan Komdigi dan Universitas 

“Kami dari warga RW 08 dan jemaah masjid memasang spanduk di 5 titik sejak Jumat 12 Mei 2023 lalu, kemudian remaja Tlogomas memasang spanduk di 2 titik dengan bahasa malangan pada Sabtu 13 Mei 2023,” ucap Ibnu Samsul dikonfirmasi.

Ia menambahkan, dugaan adanya aktivitas prostitusi itu berawal banyaknya perempuan yang berpakaian minim dan bertato yang keluar masuk area hotel. Apalagi warga sudah lama melihat aktivitas tersebut sehingga kian memunculkan dugaan adanya aktivitas prostitusi.

“Pemasangan spanduk itu, karena sebenarnya warga sudah lama menduga ada kegiatan prostitusi, karena banyak cewek berkeliaran hampir 24 jam dengan pakaian minim dan bertato. Baru Selasa 9 Mei 2023, kami mendapat temuan yang memperkuat dugaan kami,” bebernya.

Selain adanya insiden pemukulan seseorang oleh satpam dan beberapa mucikari pada Selasa, hal tersdbut menguatkan dugaan masyarakat sekitar.

“Kejadian hari Selasa itu ada satu pelanggan dipukuli satpam dan diduga muncikarinya beberapa orang,” ujar Ibnu.

Berdasarkan penelusuran warga, diketahui peristiwa itu bermula dari aksi kejar-kejaran seorang perempuan dan laki-laki yang keluar dari salah satu penginapan tersebut. Laki-laki yang dikejar itu berlari hingga masuk perumahan atau pemukiman warga.

BACA JUGA :  Rumah Kos di Kalideres Diduga Jadi Sarang Prostitusi Online

“Dari informasi yang warga dapat, ada yang menyampaikan jika perempuan (penyedia jasa prostitusi) dan pria (pelanggan) ini berada di satu kamar. Saat si perempuan cuci di kamar mandi, si pelanggan ambil uang yang sudah dibayarkan, jadi bayar Rp300 ribu yang diambil Rp100 ribu dan lari keluar,” jelasnya.

“Laki-laki yang kabur itu kemudian ditangkap satpam dan beberapa pria yang diduga mucikari. Saat ditanya kepada perempuan yang mengejar, dia bilang pria ini tidak mau membayar. Dari perempuan itu tidak mengatakan jelas (tidak membayar apa),” tambahnya.

Ketika warga menanyakan pria yang kabur ditangkap itu ternyata disebut merupakan pelaku pencurian. Namun anehnya usai ditangkap dan dipukuli pria itu dilepaskan begitu saja.

Lebih lanjut, ketika warga menanyakan permasalahan tersebut, pihak penginapan mengatakan, pria yang kabur dan berhasil ditangkap itu telah melakukan pencurian. Mendapat keterangan itu, warga merasa ada yang janggal karena setelah ditangkap pria itu dilepaskan begitu saja.

BACA JUGA :  Menari di Atas Pura dengan Pakaian Tidak Pantas, Dua WNA Rusia Dideportasi

“Harusnya kalau memang melakukan pencurian kan diproses hukum. Ini malah dilepaskan begitu saja. Dari situ, warga semakin yakin bahwa penginapan itu digunakan sebagai tempat jual jasa prostitusi. Kalau kata orang-orang penginapan dibagian barat itu digunakan untuk jasa prostitusi dan utara untuk check in pasangan,” paparnya.

Di sisi lain, Wali Kota Malang Sutiaji menyatakan, adanya permohonan yang masuk untuk penutupan dan pencabutan izin operasional penginapan yang diduga menjadi tempat prostitusi terselubung itu.

“sudah masuk (Surat dari warga terkait permohonan penutupan dan pencabutan izin dua penginapan), saya sudah telefon Satpol PP juga (Untuk datang ke penginapan),” ucap Sutiaji kepada wartawan.

Ia menegaskan saat ada keresahan yang dirasakan warga dan terbukti, Pemkot Malang tidak segan-segan menutup penginapan tersebut. Kini Pemkot Malang sedang memastikan kebenarannya.

“Satpol PP kesana (Untuk memastikan dugaan adanya prostitusi dan keresahan warga itu benar atau tidak),” tukasnya.(*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights