“Saya berbicara dengan perempuan yang duduk di sebelahnya. Saya bertanya, “Bu, apakah Anda tidak khawatir Anda akan tertular?”. Ia menjawab, “Bagaimana saya akan tertular jika saya bukan gay? Pemerintah mengatakan bahwa gay yang harus waspada”,” papar dr Henriques.
Kepala Kesehatan Spanyol mencatat, ada 4.298 kasus cacar monyet dan dua kematian. Sebenarnya, siapa pun bisa terinfeksi cacar monyet, tanpa memandang usia, jenis kelamin, etnis, atau seksualitas, meski saat ini cacar monyet menyebar di kalangan gay.
Akhirnya, dr Henriques memilih untuk tidak berdebat lebih jauh. Cerita yang diunggahnya dalam sebuah utas di Twitter kemudian mendapatkan puluhan ribu likes.
Terkait cacar monyet, situs web National Health Service (NHS) di Inggris mengatakan virus monkeypox dapat ditularkan dari orang ke orang melalui kontak fisik yang dekat lewat luka kulit penderita. Virusnya dapat menyebar sampai ruam benar-benar sembuh, ketika semua luka telah terlepas dan lapisan kulit baru telah terbentuk.
Ruam biasanya mulai muncul di wajah dan tangan sebelum menyebar ke anggota badan, bahkan hingga muncul di alat kelamin. Cacar monyet juga dapat ditularkan dengan menyentuh pakaian, seprai, atau handuk yang digunakan oleh seseorang yang terinfeksi virus tersebut, bahkan oleh droplet dari batuk atau bersin penderita.
“Siapa pun bisa terkena cacar monyet. Meskipun saat ini sebagian besar kasus terjadi pada pria gay, biseksual, atau berhubungan seks dengan sesama pria lain. Virus ini umumnya menular di antara orang-orang selama aktivitas seksual,” tulis NHS.(*)