RIYADH– Dunia Islam mengutuk keras aksi pembakaran Alquran yang terjadi untuk kesekian kalinya di Swedia, baru-baru ini. Sejumlah pemerintah pun memanggil duta besar Swedia di masing-masing negara atas pembiaran aksi brutal tersebut oleh Stockholm.
Pada Rabu (28/6/2023) lalu, bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha 1444 H, seorang demonstran membakar mushaf atau salinan Alquran di luar masjid terbesar di Kota Stockholm. Pelaku diketahui bernama Salwan Momika (37), warga negara Irak yang melarikan diri ke Swedia, beberapa tahun silam.
Sambil dikawal dan dilindungi oleh polisi Swedia, Momika menginjak-injak Alquran sebelum membakar beberapa lembarannya di depan masjid di ibu kota Swedia itu.
Polisi berdalih memberi izin kepada pelaku untuk melakukan aksi tersebut karena sejalan dengan perlindungan kebebasan berbicara.
Akan tetapi, aparat berwenang Swedia kemudian menyatakan, mereka telah membuka penyelidikan atas pembakaran Alquran oleh Momika yang memicu kemarahan di seluruh Dunia Islam.
Arab News melansir, ini bukan pertama kalinya tindakan seperti itu terjadi di Swedia.
Pada Januari, seorang ekstrimis sayap kanan Swedia-Denmark bernama Rasmus Paludan membakar salinan Alquran di dekat Kedutaan Besar Turki di Stockholm, yang juga memicu kemarahan umat Islam di seluruh dunia.
Pemerintah Irak dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Rabu malam mengutuk keras tindakan membakar salinan Alquran secara berulang kali itu oleh para individu berpikiran ekstremis.