WASHINGTON- Operasi penyelamatan kru dan penumpang kapal selam Titan yang hilang saat mengeksplorasi bangkai Titanic dilakukan siang dan malam. Ini karena persediaan oksigen di kapal itu hanya bertahan 96 jam.
Kapal selam Titan hilang di perairan terpencil Atlantik yang menjadi titik tenggelamnya kapal Titanic pada 1912. Titan membawa lima orang yakni seorang pilot dan empat penumpang.
Keempat penumpang adalah miliarder asal Pakistan Shahzada Dawood dan putranya, Suleman; miliarder Inggris, Hamish Harding; serta seorang penjelajah asal Prancis, Paul-Henri Nargeolet.
Shahzada Dawood diketahui bermukim di Inggris, sementara Harding tinggal di Dubai, Uni Emirat Arab. Harding merupakan pengusaha yang menggemari penjelajahan bawah laut.
Pusat Koordinasi Penyelamatan Gabungan Kanada menyatakan, kapal pemecah es Polar Prince, hilang kontak dengan Titan sekitar 1 jam 45 menit setelah penyelaman pada Ahad (18/6/2023) sekira pukul 06.00 waktu setempat.
Polar Prince merupakan kapal yang membawa Titan.
Posisinya sekira 640 km dari sebelah selatan St John’s, Newfoundland.
David Concannon, penasihat OceanGate Expeditions, perusahaan yang mengoperasikan Titan, mengatakan setiap menit sangat berarti dalam pencarian ini karena waktu tersedia semakin sedikit.
Hal senada disampaikan Komandan Penjaga Pantai AS John Mauger. Dia menyebut tantangan dalam pencarian sangat besar karena lokasinya di perairan terpencil yang jarang dilintasi kapal-kapal.
“Ini adalah daerah terpencil dan menantang untuk melakukan pencarian di daerah terpencil ini. Kami mengerahkan semua aset yang tersedia untuk memastikan bisa menemukan kapal itu dan menyelamatkan orang-orang di dalamnya,” kata Mauger.
Pencarian tak hanya melibatkan kapal permukaan, melainkan juga pesawat pengintai kapal selam Boeing P-8 Poseidon milik Kanada.
Dua pesawat Hercules C-130 AS juga melakukan terbang lintas untuk memantau dari udara.
Concannon menambahkan, pihaknya berupaya mendatangkan drone kapal selam yang bisa menjelajah hingga kedalaman 6 km secepat mungkin.(*)