JEMBRANA- Sejumlah wilayah di Kabupaten Jembrana, Bali, diterjang banjir. Banyak material kayu dengan berbagai ukuran terbawa arus banjir. Terkait hal ini, Bupati I Nengah Tamba mendalami pemegang izin kegiatan pemanfaatan ruang (KPR) atau hutan.
“Saya sudah koordinasi dengan KPR Bali Barat, untuk sesegera mungkin memanggil pemegang KPR di sini. Saya sebenarnya sudah komitmen sama mereka, tidak boleh lagi ada penebangan hutan segala macam. Yang terjadi saat ini, sebenarnya bukan penebangan hutan. Ini penebangan yang dilakukan hanya bisa bercocok tanam di bawahnya. Jenis kayunya beda kok ini (material terbawa banjir). Ini kayu tidak bisa dijual, sehingga material ini bukan pelaku ilegal logging,” kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (18/10).
Selain itu, Pemkab Jembrana juga mengimbau masyarakat yang tinggal di sekeliling lokasi bencana agar tetap tenang dan saling berkoordinasi. Selain itu warga yang akan menggunakan jalur Denpasar-Gilimanuk untuk sementara waktu menghindari jembatan Biluk Poh di Kecamatan Mendoyo.
“Kami blusukan untuk bisa melihat fakta yang terjadi di lapangan. Dan bisa kita kabarkan bahwa untuk semeton (saudara) kita yang mau berencana menggunakan jalan darat melalui jalur Denpasar-Gilimanuk, mohon dibatalkan atau dialihkan dulu karena kondisinya masih dicek. Secepatnya dengan seluruh jajaran Forkopimda dan tim yang ada mengatasi permasalahan yang ada, paling tidak masyarakat merasa nyaman dan aman dengan apa yang kita laksanakan,” imbuhnya.
Selain persoalan akses jalan, menurutnya yang penting juga harus dipikirkan adalah keselamatan warga.
“Kita prioritaskan hari ini adalah mengevakuasi warga terlebih dahulu, warga yang kita utamakan, keselamatan warga kita utamakan,” ungkapnya usai memantau lokasi bencana.
Selama masa evakuasi, kebutuhan pengungsi akan dipenuhi. Mulai dari dapur umum hingga tempat pengungsian.
“Bentuk bantuan yang sudah diberikan. Hari ini makan siang sudah kita siapkan, dapur umum sudah terselesaikan. Kita juga sudah kontak teman-teman dari asosiasi, semua dari Denpasar. Bantuan juga akan segera turun. Kita perhatikan di semua titik pengungsian,” jelasnya.
Pihaknya juga belum bisa memastikan kelayakan jalan jembatan Biluk Poh untuk dilintasi kendaraan muatan berat. Beberapa komponen jembatan terlihat rusak akibat gerusan banjir. Diantaranya utilitas kabel listrik dan telepon yang tumbang serta bagian reling jembatan bagian sisi barat turut tergerus.
“Kondisi itu perlu assesment sebelum diputuskan layak dilalui. Dengan kondisi itu, khusus untuk sepeda motor masih memungkinkan dilalui,” ungkapnya.(*)