KABUPATEN TANGERANG – Warga RW 20 dan RW 22 Desa Gelam Jaya, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, mengungkapkan keresahan mereka terkait rencana pembangunan gedung sekolah yang akan dibangun di atas lahan yang selama ini berfungsi sebagai danau penampungan air hujan.
Lokasi tanah yang terletak tepat di belakang Perumahan Permata ini, seluas lebih dari satu hektar, selama bertahun-tahun berperan sebagai tandon air saat musim hujan, dan kini berisiko terancam dengan proyek pembangunan gedung sekolah yang direncanakan akan berdiri di atasnya.
Ali, Ketua RT 05/22 Desa Gelam Jaya, menjelaskan bahwa dirinya sangat khawatir jika rencana tersebut tetap dilanjutkan. “Bagaimana tidak khawatir, pak? Belum ada bangunan saja air sudah tumpah ke rumah warga saat musim hujan, apalagi nanti kalau dibangun sekolah. Danau ini tidak bisa lagi menampung air,” ujarnya dengan nada cemas. Ia menambahkan bahwa air hujan dari perumahan Puri Agung yang mengalir menuju danau tersebut seringkali meluap dan membanjiri pemukiman warga.
Warga setempat juga merasa khawatir akan potensi terjadinya banjir yang lebih parah jika sekolah dibangun di lahan tersebut. “Tempat tinggal saya tepat di perbatasan danau ini, dan setiap kali hujan deras, air bisa masuk ke rumah. Dengan adanya bangunan nanti, saya khawatir itu akan semakin buruk,” keluh seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Meski tidak menentang program pemerintah untuk meningkatkan fasilitas pendidikan, warga merasa bahwa pembangunan sekolah di atas lahan penampungan air hujan ini tidak tepat. Ali menyarankan agar pemerintah lebih berhati-hati dalam memilih lokasi pembangunan, agar tidak merugikan warga sekitar yang sudah terancam dengan banjir setiap tahunnya.
Menurut informasi yang beredar, lahan tersebut kabarnya sudah melalui tahap pembayaran dan tinggal menunggu pelunasan. Meski demikian, proses perencanaan ini mendapat kritik dari banyak pihak. Ketua Umum Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Barisan Perjuangan Rakyat Jelata (Barata), Ali Farham, turut angkat bicara. Ia meminta Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk melakukan kajian ulang mengenai kelayakan lahan tersebut sebagai lokasi pembangunan sekolah.
“Pemerintah harus benar-benar mengecek dan menilai apakah lahan ini layak untuk dibangun sekolah atau tidak. Jangan sampai kebijakan ini justru merugikan warga dan menciptakan masalah baru, terutama di tengah risiko banjir yang sudah ada,” tegas Ali Farham.
Pemerintah Kabupaten Tangerang diharapkan untuk segera merespons kekhawatiran warga dengan melakukan evaluasi yang lebih mendalam sebelum memutuskan untuk melanjutkan proyek pembangunan ini. Ke depannya, diharapkan ada solusi yang lebih tepat dan bijak agar program pembangunan pendidikan tetap berjalan tanpa menimbulkan masalah lingkungan yang dapat merugikan masyarakat sekitar.*