Bagaimana Memilih Aset Kripto? Simak Penjelasannya

  • Bagikan

BALI – Berinvestasi di crypto currency sangat beresiko, CEO Indodax Oscar Darmawan menyarankan para pemula untuk melakukan riset sederhana terlebih dahulu sebelum berinvestasi kripto. Proses ini bertujuan untuk memahami terlebih dahulu mengenai profil risiko investor serta mendapatkan informasi mengenai aset kripto yang akan dibeli.

“Untuk investor pemula memang lebih baik membeli Bitcoin dan Ethereum dulu karena kedua kripto tersebut adalah kripto yang kapitalisasi pasar nya tertinggi. Namun, jika ingin membeli kripto selain dua kripto tersebut, para investor diharapkan dapat melakukan proses riset berupa searching terlebih dahulu,” katanya.

Proses riset yang dimaksud adalah mencari tahu terlebih dahulu aset kripto yang akan kita beli itu apa melalui website. Tidak hanya itu, proses riset yang dimaksud juga berarti mencari informasi mengenai seluk beluk investasi kripto serta teknologi blockchain yang bisa dilakukan di kanal edukasi online dari Indodax, yaitu Indodax Academy. Kemudian proses screening. Proses screening terbagi dua.

BACA JUGA :  Transaksi Kripto di Indonesia Menurun di Tahun 2022

Yang pertama yaitu menyaring aset kripto yang akan dibeli dari beberapa aset kripto terpilih dalam proses riset. Proses screening yang kedua adalah screening profil resiko kita masing masing.

“Yang harus dipahami, investor yang masuk kripto bukanlah investor dengan profil resiko konservatif karena seperti yang kita tahu naik turun kripto itu sangat cepat. Jadi memang yang mau investasi di kripto lebih cocok yang memiliki profil risiko agresif atau agresif moderat,” tambah Oscar.

Setelah melakukan proses mini research dan screening dilakukan, para investor dapat melakukan analisis kripto secara teknikal dan juga fundamental. Analisis teknikal yaitu suatu proses analisis dengan melihat dan menganalisis pergerakan historis harga kripto tersebut di masa lampau. Sedangkan, analisis fundamental yaitu melihat semua informasi finansial dan teknologi di belakangnya.

BACA JUGA :  Pasca BBM Naik, Menteri ESDM Tegaskan Tak Ada Kenaikan Traif Listrik

“Analisis fundamental saham dan kripto berbeda. Di market aset kripto ada beberapa faktor yang bisa dijadikan analisis fundamental suatu aset kripto. Faktor yang pertama yaitu kapitalisasi pasar yang berupa nilai atau harga aset kripto yang dihitung dari jumlah keseluruhan aset yang beredar. Kapitalisasi pasar tentu merupakan indikator penting karena menunjukkan ketertarikan pasar dan pertumbuhan kripto itu sendirinya,” ungkap dia.

Yang kedua ketersediaan suatu aset yang bisa diukur dari supply nya. Supply berhubungan dengan permintaan dan penawaran. Jika permintaan besar namun penawaran nya sedikit akibat proses burn token, maka harganya pun akan semakin tinggi sehingga minat beli terhadap harga aset kripto tersebut pun naik.

BACA JUGA :  Kebangkrutan FTX Guncang Pasar Kripto Lebih Luas

Yang ketiga volume trading nya yang memperlihatkan seberapa banyak aset kripto dijual ataupun dibeli selama 24 jam. Yang keempat, orang orang yang ada di belakang project tersebut.

Yang kelima yaitu potential roadblocks serta keamanan aset tersebut, roadmap dari aset kripto tersebut yang menjelaskan apa yang telah dibuat dan akan dilakukan.

“Serta yang terakhir dengan melihat reputasi kripto tersebut yang ditandai dengan apakah kripto tersebut listing di banyak exchange atau tidak dan melihat kegunaan token tersebut,” jelas Oscar.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights