INDIA- Aksi protes telah meletus di banyak kota di India untuk mengutuk pembongkaran rumah dan bisnis milik Muslim, para kritikus menyebut sebagai pola yang berkembang dari “keadilan buldoser” yang bertujuan menghukum aktivis dari kelompok minoritas.
Insiden ini disebut-sebut terkait dengan aksi protes yang mengecam keras penyataan dua politisi yang dinilai menghina Nabi Muhammad SAW.
Diketahui, pada Minggu (12/6/2022), pihak berwenang di negara bagian utara Uttar Pradesh mengendarai buldoser untuk meruntuhkan rumah Javed Ahmad, yang mereka anggap terkait dengan protes agama Muslim yang berubah menjadi kekerasan pada Jumat (10/6/2022) lalu. Polisi menangkap Ahmad pada Sabtu (11/6/2022).
Protes ini dipicu oleh pernyataan menghina tentang Islam dan Nabi Muhammad baru-baru ini yang dibuat oleh dua juru bicara Partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata, partai sang Perdana Menteri Narendra Modi.
Partai itu menangguhkan salah satu dari mereka dan memecat anggota yang lain serta mengeluarkan pernyataan langka yang mengatakan “sangat mencela penghinaan terhadap kepribadian agama mana pun”.
Selain itu, buldoser juga menghancurkan properti pengunjuk rasa di dua kota lain di Uttar Pradesh pekan lalu. Pada April lalu, pihak berwenang di New Delhi menggunakan buldoser untuk menghancurkan toko-toko milik Muslim beberapa hari setelah kekerasan komunal di mana puluhan orang ditangkap. Insiden serupa telah dilaporkan di negara bagian lain.
“Pembongkaran tersebut merupakan pelanggaran berat terhadap norma dan etika konstitusional,” terang Nilanjan Mukhopadhyay, seorang spesialis politik nasionalis Hindu dan penulis biografi Modi, kepada The Associated Press pada Rabu (15/6/2022).
Pada Selasa (14/6/2022), 12 orang terkemuka, termasuk mantan hakim dan pengacara Mahkamah Agung dan Pengadilan Tinggi, mengirim surat kepada hakim agung India mendesaknya untuk mengadakan sidang tentang pembongkaran, menyebut mereka ilegal dan “suatu bentuk hukuman di luar hukum kolektif”. Mereka menuduh pemerintah Uttar Pradesh menekan perbedaan pendapat dengan menggunakan kekerasan terhadap pengunjuk rasa.
Dua orang yang memprotes pernyataan juru bicara yang menghina Nabi Muhammad itu juga tewas karena luka tembak dalam bentrokan dengan polisi pada Jumat (10/6/2022) di Ranchi, ibu kota negara bagian Jharkhand.