JAKARTA – Aksi buruh yang turun ke jalan pada Hari Buruh (May Day) pada Minggu (1/5) hanya berjumlah sekitar 200-300 peserta.
Presiden Partai Buruh Said Iqbal membeberkan alasan jumlah massa aksi pada Hari Buruh atau May Day, Minggu (1/5) terjadi karena perayaan Hari Buruh tahun ini bertepatan dengan waktu mudik.
“Aksi May Day kali ini hanya sedikit karena menghargai Hari Raya Lebaran, kawan- kawan yang sudah mudik. Tapi insyaallah, 14 Mei, seratus ribu buruh akan tumpah-ruah di jalan,” kata Iqbal saat menyampaikan orasi di mobil komando di depan Gedung KPU, Minggu (1/5).
Iqbal menegaskan lebih lanjut, “Kita puasa dua tahun ngga ada aksi. Ini tempat [Gedung KPU], saya berani bersumpah akan banyak demo-demo dari kalangan buruh petani, nelayan miskin kota.”
Ia menegaskan ingin memastikan Pemilu 2024 yang jujur dan adil. Selain itu, KPU juga ia harapkan berani mendiskualifikasi partai politik yang menggunakan politik uang.
Sementara itu, salah satu orator juga menyampaikan hal serupa. Menurut dia aksi kali ini hanya segilintir karena menghargai perayaan Idulfitri.
Namun, para Buruh tak ingin menghilangkan sejarah soal May Day, sehingga mereka tetap menggelar aksi
“Aksi kali ini massa sedikit karena menghargai Idulfitri. Partai Buruh tidak ingin menghilangkan ruh tidak ingin lari dari histori sendiri. Kalau sudah literal tanggal 1 [Mei] minimal harus ada satu aksi yang hari ini diwakili Partai Buruh,” kata orator itu.
Partai Buruh dengan sekitar 200-300 massa menggelar aksi di Gedung Komisi Pemilihan Umum hari ini. Mereka menuntut tiga hal; yaitu; menekankan Pemilu yang jujur dan adil, menolak penundaan Pemilu dan menolak kenaikan sejumlah harga barang pokok, seperti LPG 3 kg, harga minyak goreng serta bahan bakar minyak jenis pertalite.
