Bertemu Putin, Erdogan Ingin Satukan Para Pemimpin Rusia dan Ukraina

  • Bagikan
Bertemu Putin, Erdogan Ingin Satukan Para Pemimpin Rusia dan Ukraina (Foto: AFP)

JAKARTA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa dia ingin menyatukan para pemimpin Rusia dan Ukraina.

Lewat pernyataan Kepresidenan Turki, sebagaimana dilansir CNN, Erdoğan mengatakan kepada Putin bahwa dia ingin mempertemukannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Dalam pernyataan tersebut, Erdogan menggarisbawahi pentingnya bertindak dengan akal sehat dan menjaga hubungan lewat dialog.

“Presiden Turki Erdoğan menyatakan bahwa harapan untuk perdamaian telah dihidupkan kembali sejak pertemuan antara delegasi Rusia dan Ukraina di Istanbul berjalan positif dan konstruktif,” tulis pernyataan itu.

“Presiden Erdogan menyatakan keinginan Turki untuk memahkotai upaya perdamaian dengan menyatukan Presiden Putin dari Rusia dan Presiden Volodymyr Zelensky dari Ukraina,” lanjutnya.

BACA JUGA :  Jokowi: Pusing, Perang Membuat Pusing Negara

Pernyataan tersebut turut menyampaikan bahwa Putin berterima kasih ke Erdogan karena telah menjadi tuan rumah pertemuan antara delegasi negosiasi Rusia dan Ukraina di Istanbul.

Sebelumnya, Turki kembali menjadi tuan rumah perundingan damai Rusia dan Ukraina yang berlangsung di Istanbul pada 28-30 Maret.

Namun, kedua negara ini lagi-lagi gagal mencapai gencatan senjata.

“Apakah sudah berakhir? Tidak. Beberapa langkah diambil untuk mengurangi ketegangan, meskipun kami tak banyak terlihat di lapangan.Beberapa bilang itu taktik manuver. Beberapa ragu. Kami waspada,” ujar Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, seperti dikutip Reuters, Kamis (31/3).

Meski gagal gencatan senjata, Rusia dan Ukraina menyepakati beberapa isu yang bisa dibahas lebih lanjut, di antaranya kesiapan Ukraina untuk menyandang status netral.

BACA JUGA :  Diplomat Rusia: AS Jadi Negara Pertama di Dunia Gunakan Bom Atom pada Warga Sipil di Hiroshima

Selain itu, mereka juga sepakat untuk membahas kembali status Crimea, jaminan keamanan Ukraina, dan kemungkinan pertemuan antara Presiden Volodymyr Zelenksy dan Presiden Vladimir Putin.

Tak hanya itu, Rusia juga mengklaim bakal mengurangi serangan di dua kota di Ukraina, yakni Kyiv dan Chernihiv. Namun, sehari setelah melontarkan klaim tersebut, ledakan masih terdengar di Kyiv, Mariupol, dan kota lain.

Rusia pun masih terus menggempur Ukraina sejak memulai invasi pada 24 Februari lalu. Korban sipil terus berjatuhan.

Menurut catatan PBB, setidaknya 1.119 warga sipil tewas, dan 1.790 lainnya terluka.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights