Korban Gigitan Anjing Rabies di Timor Tengah Selatan Terus Bertambah, Tercatat Jadi 515 Orang

  • Bagikan
Foto: ilustrasi

NTT – Jumlah korban gigitan wabah rabies terus meluas di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT). Hingga saat ini tercatat jumlah korban gigitan rabies terus bertambah menjadi 515 orang.

Kepala Dinas Kesehatan dan Dukcapil NTT Ruth Diana Laiskodat menjelaskan, sudah tiga warga Kabupaten TTS yang meninggal dunia akibat wabah rabies. Korban meninggal dunia di antaranya, dua anak-anak dan satu orang dewasa.

Menurut dia, wabah rabies terus meluas hingga ke 28 Kecamatan dan 131 Desa di Kabupaten TTS. Dengan rincian, balita 81 orang, anak usia sekolah 171 orang, usia produktif 207 dan lansia 54 orang.

Sedangkan bagian tubuh yang digigit anjing totalnya 531. Dengan rincian, bagian leher wajah dan kepala 32 orang, bahu ke bawah sampai lutut dan juga tangan berjumlah 212, betis ke bawah sampai jari kaki 287 orang.

BACA JUGA :  Polisi Terima LP Kuasa Hukum TSO atas Dugaan Jabatan Palsu Plt Bupati Palas

Diana menambahkan, total kasus korban meninggal dunia akibat rabies di NTT berjumlah 10 orang dari 5.940 kasus. Tertinggi terjadi di Kabupaten TTS yakni tiga orang, diikuti Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur berjumlah dua orang.

“Sedangkan kasus gejala hewan pembawa rabies (GHPR) tertinggi terjadi di Kabupaten Ngada yakni sebanyak 933 kasus. Sedangkan presentasi pemberian VAR pada kasus GHPR di NTT pada Januari 2022 hingga Juni 2023 sebesar 84,1 persen,” ujar dia.

Kadis Peternakan Provinsi NTT Yohana Lisapaly menambahkan, upaya mencegah penyebarluasan rabies dengan beberapa cara. Salah satunya adalah vaksinasi.

“Perlu vaknisasi terhadap hewan penular rabies, untuk mendapat kekebalan kelompok, atau herd immunity di mana 70 persen dari populasi harus divaksin,” kata Yohana.

BACA JUGA :  Pastikan Berjalan Baik, Kadiv Keimigrasian Kanwil Kemnkumham Bali Tinjau Langsung Pelayanan di Kanim Denpasar

Namun dia mengimbau masyarakat untuk mengikat atau mengandangkan hewan penular rabies yang dipelihara masing-masing. Menurut dia, dengan diikat, maka otomatis akan terbebas dari anjing yang terinveksi rabies.

“Hewan penular rabies harus diikat, dipelihara, dan diberi makan dengan baik, sehingga hewan tersebut tidak bersosialisasi dengan anjing-anjing lain,” tutup Yohana.

Penulis: RedEditor: Renoto Sirengga
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights