NEW YORK- Platform pencarian kerja yang berbasis di Amerika Serikat, Indeed bakal memangkas sekira 2.200 karyawan. Jumlah ini sekira 15 persen dari total seluruh pekerja di perusahaan tersebut. Sama seperti banyak perusahaan lainnya, Indeed melakukan rasionalisasi angkatan kerja pascaledakan perekrutan yang dipicu pandemi Covid-19.
Kepala Eksekutif Chris Hyams mengatakan, lowongan pekerjaan di masa depan secara umum berada di bawah tingkat sebelum pandemi. Menurutnya, jumlah karyawan saat ini terlalu besar dan rasionalisasi dibutuhkan mengingat adanya perlambatan ekonomi yang dipicu oleh kenaikan suku bunga agresif oleh bank sentral di seluruh dunia.
“Perusahaan ini terlalu besar. Sebelumnya kami berusaha merekrut tenaga kerja sebanyak-banyaknya untuk memenuhi lonjakan permintaan pada pandemi, namun sudah saatnya rasionalisasi,” kata dia, dilansir Reuters, Jumat (24/3/2023).
Hyam memperkirakan, pendapatan Indeed dari teknologi sumber daya manusia akan menurun pada tahun fiskal 2023 dan 2024. Dia menambahkan, lowongan kerja di AS yang kemungkinan akan turun ke tingkat sebelum pandemi, yakni 7,5 juta atau bahkan lebih rendah dalam dua hingga tiga tahun ke depan.
Paket pesangon untuk karyawan terdampak PHK
Sementara itu, Indeed menyediakan sejumlah paket pesangon yang disiapkan sebagai dukungan untuk karyawan yang terkena dampak. Salah satunya, mereka akan menerima bonus Januari hingga Maret, gaji reguler untuk bulan tersebut, cuti berbayar yang masih harus dibayar dan akses ke layanan kesehatan mental.
Dengan keputusan PHK ini, Indeed pun bergabung dengan sejumlah perusahaan di AS yang telah memberhentikan karyawannya setelah krisis keuangan lebih dari satu dekade lalu.
Adapun Meta Platforms Inc dan Amazon telah mengumumkan PHK putaran kedua karena ingin memangkas biaya. Dan terbaru raksasa ritel Walmart juga akan memangkan ratusan karyawan.(*)