PEKALONGAN- Banjir masih merendam puluhan desa dan kelurahan di kota dan kabupaten Pekalongan. Seluruh akses dan rumah terendam air hingga ketinggian 60 cm sampai 1 meter.
Kondisi kampung seperti tak berpenghuni dan ditinggalkan kosong oleh pemiliknya yang mengungsi ke tempat yang aman. Warga mengandalkan perahu karet dan rakit untuk aktivitas sehari-hari dan menengok kondisi rumahnya.
Jalanan tidak bisa dilewati oleh sepeda motor dan mobil, jalan kaki pun tidak memungkinkan karena air masih tinggi dan sudah kotor.
“Sebagian warga menjadi relawan banjir untuk menarik perahu secara bergantian membantu ibu- ibu aktivitas keluar kampung atau menengok rumah. Mereka juga mengantar anak-anak pulang pergi ke sekolah,” kata Ongki, salah satu warga setempat, Selasa (3/1/2023).
Sejumlah warga yang masih bertahan di rumah mengaku sangat kesulitan dan tidak nyaman dengan kondisi banjir yang terus merendam ini.
“Rumah dan seluruh harta benda sudah terendam, tak ada yang bisa diselamatkan,” ujarnya.
Sementara, ribuan warga hingga kini menempati puluhan tempat pengungsian, seperti masjid, musala, sekolahan, gudang dan tempat lainnya.
Kondisi pengungsi terpaksa berdesakan tak ada penyekat. Pengungsi banyak yang menderita diare terutama bayi dan balita juga para manula.
Korban banjir sangat membutuhkan obat-obatan, minyak angin, salep gatal- gatal, popok bayi dan manula. Makanan tambahan balita dan anak-anak juga susu bayi masih sangat minim. Sekira 20.000 jiwa terdampak banjir di Pekalongan.(*)