Klarifikasi Penolakan Evakuasi Saat Erupsi Semeru, Pengasuh Ponpes: Santri Saya Diseret Petugas

  • Bagikan
Pengasuh Ponpes Nurul Barokah Al-hidayah Nur Kholis (baju putih) saat didatangi Kemenag dan tokoh agama. (Foto: (c) Syarif Hajarani)

LUMAJANG- Video penolakan evakuasi pengasuh pondok pesantren di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo saat erupsi Gunung Semeru viral di media sosial.

Pada video itu, pengasuh Ponpes Nurul Barokah Al-hidayah memilih bertahan bersama 15 santrinya dan menolak ajakan petugas untuk mengungsi. 

Aksi penolakan pengasuh ini pun menuai tanggapan beragam dari netizen. Mayoritas menyayangkan sikap pengasuh pesantren yang dianggap abai terhadap keselamatan jiwa. 

Menanggapi video viral itu, Pengasuh Ponpes Nurul Barokah Al-hidayah memberikan klarifikasi. Dia mengatakan, penolakan itu dilakukan karena tidak senang dengan cara petugas saat memintanya mengungsi. 

Dia menilai sikap petugas gabungan yang melakukan evakuasi kurang baik. Bahkan, menurutnya ada pemaksaan dan tidak sopan.

BACA JUGA :  Gunung Semeru Lontarkan Lava Pijar Sejauh 800 Meter, 22 Kali Letusan dan 3 Kali Gempa Hembusan

“Santri saya ada yang diseret-seret. Jangan seperti itu. Kalau dengan cara baik-baik, kami pasti mau,” katanya, Selasa (6/12/2022).

Nur Kholis mengatakan, lokasi yang ditempati merupakan pesantren. Karena itu, harusnya petugas punya sopan santun.

“Gak oleh sak karepe dewe. (Nggak boleh semaunya sendiri),” ucapnya. 

Dia juga mengatakan, pondok yang baru didirikan tiga tahun lalu juga telah disiapkan kendaraan roda empat untuk persiapan evakuasi ketika situasi Gunung Semeru sewaktu-waktu erupsi. 

Sementara itu, perwakilan Kemenag Kabupaten Lumajang dan tokoh agama juga melakukan pertemuan dan meminta klarifikasi terkait video viral yang beredar di media sosial.(*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights