JAKARTA- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa bumi bermagnitudo M5,6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB. Usai gempa tersebut, BMKG mencatat terjadi gempa susulan sebanyak 15 kali.
“Hingga pukul 14.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 15 (lima belas) aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M4.0,” tulis Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya, Senin.
Daryono menjelaskan, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal yang diduga akibat aktivitas sesar Cimandiri. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser.
Gempa bumi ini juga dirasakan di Kota Cianjur dengan skala intensitas V – VI MMI, Garut dan Sukabumi IV – V MMI, Cimahi, Lembang, Kota Bandung, Cikalong Wetan, Rangkasbitung, Bogor dan Bayah dengan skala intensitas III MMI,
Kemudian Rancaekek, Tangerang Selatan, Jakarta dan Depok dengan skala intensitas II – III MMI. Hingga saat ini sudah ada laporan kerusakan bangunan seperti rumah dan toko juga dampak longsor di wilayah Cianjur yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” jelasnya.
Untuk itu, Ia mengimbau kepada warga agar tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” pungkasnya.(*)