JATIM – Dalam rangka turut mencerdaskan bangsa, Aliansi Madura Indonesia (AMI) melalui Departemen Pendidikannya, bertekad akan selalu mengabdikan diri dalam meningkatkan kuwalitas pendidikan yang ada di Jawa Timur, khususnya Kota Surabaya.
Seperti halnya bantuan pendampingan terhadap anak siswa Sekolah Dasar yang ijasah nya masih tertahan di sekolah tempat dirinya menempuh pendidikan.
Adapun menurut data dan catatan di pihak Sekolah, siswa yang bersangkutan tercatat masih memiliki tunggakan SPP sebesar Rp 600.000, hingga siswa yang bersangkutan tersebut belum dapat menerima ijazah seperti teman teman seangkatannya.
Menanggapi informasi tersebut, Kepala Departemen Pendidikan AMI (Aliansi Madura Indonesia), Kiki Kurniawan atas dasar arahan dari Ketua Umum serta Pembina AMI, Baihaki Akbar untuk menyegerakan mengambil langkah dalam pendampingan siswa tersebut, Rabu, 16 November 2022.
Mengingat pula kerapnya persoalan ini terjadi, pemerintah kota Surabaya melalui Dinas Pendidikan turut gencar mencari solusi dalam persoalan satu ini. Sedangkan menurut pihak sekolah memang langkah yang dilakukan AMI sangat jarang dilakukan oleh organisasi lain. Bahkan belum pernah ada organisasi yang peduli kepada dunia pendidikan seperti kali ini.
“Saya sangat berterima kasih kepada AMI yang sudah bersedia membantu dalam menyelesaikan persoalan ini dengan memberikan jalan keluar yang sederhana tapi sangat bermanfaat untuk kedua belah pihak yaitu pihak sekolah maupun pihak siswa.” Tutur Cholidatul Masruroh TU Sekolah.
Pihaknya juga memberikan pendapatnya bahwa gerakan AMI ini sangat menginspirasi, “memang pemerintah kita sudah berusaha mencarikan solusi bekerja sama dengan Baznas untuk membantu persoalan seperti ini, namun banyak masyarakat yang tidak memahami prosedurnya, serta tidak tau caranya untuk mengurus di Baznas.” Imbuhnya.
Sebagai bahan evaluasi, Departemen Pendidikan akan terus mengawal program yang di gulirkan oleh Pemerintah Kota dengan memberikan bantuan kepada warga melalui Baznas.
“Bantuan yang diberikan oleh pemerintah kota melalui baznas menurut saya sudah benar, akan tetapi masih saja ada laporan bahwa ada pihak pihak yang mempersulit,” ujarnya.
“Nah ini jangan sampai terjadi, kalau programnya sudah bagus ya pelaksanaannya juga harus bagus, jadi jangan di persulit. Percuma donk pak Wali punya program bagus tapi jajarannya tidak sepadan dengan pemikiran Walikotanya, itu sama aja amsiong,” pungkas Kiki.
Sementara, Tojibah ibu dari siswa pun nampak lega. Dirinya sangat berterima kasih kepada AMI yang telah membantu memberikan jalan keluar buat ijazah anaknya.
“Saya berterima kasih kepada team AMI yang telah membantu dan membayar tanggungan saya kepada sekolah sehingga ijasah anak saya bisa keluar. Saya bangga ada organisasi dari Madura yang memiliki pemikiran seperti ini. Semoga AMI benar benar membawa manfaat untuk masyarakat luas lainnya,” ugkapnya.