Harga Minyak Turun Tipis Ditengah Kekhawatiran Prospek Ekonomi Dunia

  • Bagikan
Ilustrasi minyak mentah dunia. (Foto/ist)

JAKARTA- Harga minyak turun tipis pada akhir perdagangan Kamis waktu AS atau Jumat (30/9) pagi WIB. Penurunan harga minyak dunia terjadi karena pedagang menilai prospek ekonomi buruk.

Prospek tersebut berpotensi membuat eksportir utama minyak dan sekutunya, yakni OPEC+, mengurangi produksi minggu depan.

Dilansir dari Antara, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November turun 83 sen atau 0,9 persen menjadi US$88,49 per barel di London ICE Futures Exchange.

Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November merosot 92 sen atau 1,1 persen menjadi US$81,23 per barel di New York Mercantile Exchange.

Berdasarkan keterangan tiga sumber kepada Reuters, OPEC+ memiliki wacana untuk mengurangi produksi. Tapi, hal tersebut akan dibicarakan lebih lanjut pada pertemuan 5 Oktober mendatang.

BACA JUGA :  Peningkatan Pasokan di AS Jatuhkan Harga Minyak Mentah

Di sisi lain, Rusia juga kemungkinan akan mengusulkan OPEC+ untuk mengurangi produksi minyak sekitar 1 juta barel per hari (bph).

Direktur Grup Penasihat Risiko Komoditas Opportunne LLP Ryan Dusek mengatakan prospek ekonomi yang memburuk di tengah kebijakan bank sentral AS (The Fed) yang mengerek suku bunga acuan 75 basis poin (bps) dari 2,25-2,5 persen menjadi 3-3,25 persen pada bulan ini.

“Saat ini, pasar minyak tertatih-tatih antara kehancuran permintaan yang diinduksi The Fed dan pasokan minyak yang ketat,” imbuh dia.

Selain itu, pasar saham AS juga jatuh karena The Fed diprediksi kembali menaikkan suku bunga.

Investor khawatir kenaikan suku bunga acuan dapat melemahkan ekonomi dan berdampak pada melemahnya mata uang global dan pasar surat utang (obligasi).

BACA JUGA :  Harga Minyak Kembali Menguat Usai OPEC+ Umumkan Bakal Pangkas Produksi November Mendatang

Permintaan minyak dari China pun diperkirakan turun. Pasalnya, aturan nol covid-19 di Beijing membuat ekonomi di negara itu menurun dan mobilitas pun terbatas.

Terlebih, tingkat mobilitas warga selama musim libur nasional yang akan datang diprediksi mencapai level terendah dalam beberapa tahun.

Meski diprediksi melemah, harga acuan minyak mentah tetap pada posisi naik selama seminggu terakhir. Awal pekan ini harga minyak sempat rebound dari posisi terendah dalam sembilan bulan.

Kenaikan harga minyak itu didukung oleh penurunan indeks dolar AS dan penarikan persediaan bahan bakar AS yang lebih besar dari perkiraan.(*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights